✨End✨

386 21 2
                                    

Jangan pernah merasa sendiri, kami bersamamu. Tak perduli seberapa buruk kisah kita di masa lalu, yang penting sekarang kita bersatu.
.
Menang kalah itu biasa dalam sebuah pertandingan. Tak apa jika tidak menjadi yang pertama, setidaknya sudah mencoba dan bersyukur masuk dalam kategori dapat hadiah.
.
.
.
.
.
Hai semwahh 👋
Makasih udah vote di part sebelumnya ❤️❤️
HAPPY READING SODARA-SODARA ✨

Apartemen, lantai 9 nomor 365 ...

4 hari berlalu. Semuanya terasa begitu indah bagi sepasang kekasih yang baru saja menjalin hubungan kembali di hari Minggu lalu.

Pagi ini, aktivitas mereka kembali normal. Rutinitas untuk menjemput gadisnya setiap pagi untuk pergi ke sekolah kini sudah laki-laki itu jalankan.

Selama Calista kembali, baru pagi ini ia akan berangkat ke sekolah. 3 hari sebelumnya, ia habiskan waktu untuk menjaga dan merawat Gerald di rumah sakit. Alhasil, Gerald sudah dapat beraktivitas sekarang. Sementara teman-temannya yang lain, mereka tetap bersekolah seperti biasa.

"Enak?" tanya Calista kepada Gerald. Saat ini mereka sedang sarapan bersama. Gerald hanya mengangguk.

Marcel yang melihat itu tertawa mengejek. "Kalo cuma mengangguk mah, berarti sekedar menghargai."

"Enak, 'kan masakan pacar gue. Kalo masakan lo, gue yakin pasti hambar." Ucapan Gerald barusan membuat Calista terkekeh.

"Kena mental lo?" ejek Calista kepada Marcel.

Marcel memutar bola matanya malas. "Serah dah!"

Lima menit berlalu, mereka selesai sarapan. Gerald langsung menggandeng tangan Calista untuk pergi dari sana.

"Kita duluan. Lo aja yang rapihin meja!" celetuk Gerald dan langsung keluar menarik Calista.

"HEH, GAK TAU DIRI BANGET LO! UDAH NUMPANG MAKAN!" seru Marcel kesal.

"SESEKALI, CELL!!" balas Calista berteriak.

Keduanya masuk ke dalam lift dan menekan tombol angka 1. Gerald menatap Calista lamat-lamat.

"Apa sih, Gerald?" tanya Calista seraya menaik-turunkan alisnya, "aku tau, aku cantik." Ia tersenyum dengan pedenya. Memang hanya ada mereka berdua di dalam lift ini.

Gerald mengangkat sebelah alisnya. "Enggak tuh."

"Alah, boong kamu mah. Cuma orang gila yang bilang aku gak cantik!" Tingkat percaya dirinya tinggi, ya.

"Emang. Aku gila karena cinta kamu."
Calista yang mendengar itu langsung bersemu dan mengalihkan wajahnya.

"Jantung aman? Coba sini aku pegang," lanjut Gerald lagi dengan tidak berdosanya.

"Siapa sih yang ngajarin otak kamu mesum?" tanya Calista seketika ngegas. Ia menatap Gerald tajam.

Gerald mengernyit, ia berusaha menahan tawanya. "Mesum dari mana?" Ia memegang kening Calista dengan telapak tangannya. "Gak sakit, 'kan?"

"Ck, gausah pura-pura bego deh. Emang kamu bisa pegang jantung aku secara langsung?" balasnya berkacak pinggang.

Gerald mengangguk. Benar saja, ia mengulurkan tangannya ingin memegang dada atas Calista, beruntung sang empu langsung memukul tangan Gerald. "KAK GERALLLDDDD!! KAMU IH, AKU MARAH SAMA KAMU!"

CALISTA [COMPLETED]Место, где живут истории. Откройте их для себя