5. UKS

510 88 39
                                    

"Semua orang punya kelemahan masing-masing. Tetaplah berlabuh sampai kamu siap untuk berlalu."

.....

HAPPY READING

Akhir pekan berlalu.

Pagi ini, lapangan SMA Cahaya Bangsa terlihat sudah dipenuhi oleh siswa-siswi berseragam lengkap dengan membawa topi.

Terlihat keempat gadis berjalan menuju lapangan. "Kenapa, gak, hujan aja, sihh?" gerutu Maya sambil menghentakkan kakinya.

"Lah, kenapa?" tanya Alana heran.

"Gue malas banget upacara. Kalo hujan kan gak jadi, tuh, upacaranya." Masih dengan wajah cemberut gadis itu pun mengenakan topinya.

Calista menggelengkan kepalanya. "Jadi anak itu jangan malas-malas amat, May," nasihatnya.

"Yee, capek, tau, Cal. Kayak lo gak pernah upacara aja selama sekolah," decak Maya sambil merapikan dasinya.

Cassie merangkul pundak Maya dan berkata, "Emang capek, May, apalagi waktu dengerin bapak lo ngasih arahan, beuh ... Mau pingsan gue, mah, karena lamanya."

Gadis itu mendapat pukulan di tangannya oleh Maya. "Duhh, najonggg ... Tutur katamu tolong dijaga, ya, Sahabat. Bapaknya si Calista itu, mah." Lirikan matanya mengarah kepada Calista.

"Eh, kok jadi bawa-bawa gue, sih?" protes Calista tidak terima.

"Ya, karena lo tadi sok nasehatin gue, jidi inik iti jingin milis-milis imit, Miyy," cibir Maya sinis.

Calista terkekeh. "Lah, emang bener, kan?"

"Awas aja nanti lo kecapean berdiri, terus lo pingsan, gue yang lebih dulu ketawain lo." Maya mendorong pelan bahu Calista.

Calista melotot mendengarnya dan berkata, "May, tetangga sebelah apartemen gue yang gak ada akhlak besoknya meninggoy, loh. Awas, deh, May." Ia langsung berlari meninggalkan mereka. Sementara Maya mengumpat dalam hati.

"Cal, jangan lari-lari, heii," tegur Alana sedikit keras.

Dan benar saja ...

Brukkk ...

Tidak sengaja gadis itu menabrak seseorang hingga ia terjatuh di pinggir lapangan.

Ah, untung saja tidak banyak orang yang melihat sebab semua sedang fokus untuk persiapan upacara.

"Awhss." Ia merintih sembari memegang lututnya.

Sementara sosok yang ditabrak hanya diam di depan Calista seakan tidak terjadi apapun.

"Kak Gerald, ish, sakit tau!!! Tolongin dong." Calista mengulurkan tangan kanannya ke arah Gerald- berharap laki-laki itu membantunya berdiri.

Gerald yang melihat itu pun berkata, "Lo yang nabrak gue. Ini udah ketiga kalinya." Nadanya terdengar dingin dan tidak perduli. Ia pergi meninggalkan Calista yang masih terduduk.

Teman-teman Calista datang menghampirinya. "Hahaha ... mampus lo," ejek Maya sambil menjulurkan lidahnya.

"Makanya, Cal, jangan lari-lari, atuh, hahaha," timpal Cassie sambil mengulurkan tangannya untuk menolong Calista berdiri.

CALISTA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang