Part 51 -Kata-kata Alex-

145 15 1
                                    

Bijaklah dalam menyikapi perasaan yang tak terbalaskan. Jangan sampai menimbulkan permusuhan antar persahabatan yang memiliki perasaan dengan satu hati yang sama.
.
.
.
.
.
Hai semwahh 👋
Makasih udah vote di part sebelumnya ✨✨
HAPPY READING SODARA-SODARA ❤️

Hari yang begitu melelahkan bagi Calista. Menghabiskan waktu bersama Reno, Selina, dan Marcel dengan mengelilingi berbagai titik destinasi wisata di daerah Bandung.

Masa-masa liburannya benar-benar bahagia. Tak salah jika ia lebih memilih untuk pergi ke Bandung dari pada harus tinggal di Jakarta. Percayalah, quality time with family itu perlu.

Saat ini ia tengah berbaring di sofa ruang keluarga sambil menatap ponselnya. Senyuman manis terbit di bibirnya. Bisa dipastikan bahwa ia sedang bertukar pesan dengan sang kekasih.

"Senyum-senyum aja terus," sindir Reno terkekeh.

Calista mendudukkan dirinya. "Yealah, pah, kayak gak pernah muda aja," balasnya juga terkekeh.

Terlihat Selina datang dengan sebuah nampan berisi 4 gelas jus jeruk di tangannya. "Iya, mama tau kok yang lagi falling in love itu gimana," ucapnya sambil meletakkan nampan itu di atas meja.

"Kamu belum pernah berantam sama Gerald atau ada masalah, gitu?" tanya Selina lagi saat duduk di sebelah Reno.

Calista diam. Haruskah ia menceritakan kejadian waktu itu kepada Selina? Dan kemungkinan yang ia tak tahu pasti, akan terjadi nantinya.

"Hey," tegur Reno. "Jawab atuh," lanjutnya.

"Hm, gak kok mah, pah, gak pernah ada masalah serius diantara kita. Hanya sekedar kesal aja sama kejahilan kak Gerald," jawab Calista berbohong.

Selina mengangkat sebelah alisnya tak yakin. "Kamu serius? Sebenarnya sih impossible, ya, tapi, kalo emang itu kenyataannya sih, ya, baguslah."

Sorry bund, berbi boong sekali, ya. Gak mau jadi dilarang pacaran karena masalah itu, batinnya sambil tersenyum.

"Marcel dimana?" tanya Calista mengalihkan pembicaraan.

"Biasalah, di belakang ... Palingan nunggu bintang jatoh," ujar Reno dan membuat mereka tertawa.

"Haha iya, ya, jadi keingat sebelum kalian pindah ke Jakarta. Pasti kalo ada waktu kosong, dia selalu ke belakang nunggu bintang jatoh, main lampion terus buat harapan," sahut Selina. "Apa di Jakarta, dia masih begitu?"

Calista menggeleng. "Gak kok, mah. Tapi, gatau sih, kalo di kamarnya sendiri sambil natap langit dari jendela. Calista ke belakang deh, ya," pamitnya lalu berjalan menuju taman belakang.

Selina mengangguk. "Ajak masuk sekalian, ya, supaya minum ini yang udah mama buat," ujar Selina sambil menunjuk gelas berisikan jus tadi.

"Iya."

Saat tiba di belakang, Calista menggelengkan kepalanya melihat Marcel. Benar saja ia sedang membuat 3 lampion hijau yang siap untuk diterbangkan.

"Hey," tegur Calista sambil menepuk lengan Marcel.

Sang empu yang sedang serius pun terkaget dan menoleh ke belakang.
"Yaelah, setan. Kaget gue," dengus Marcel dan kembali mengarahkan pandangannya ke depan.

CALISTA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang