Part 70 -Selamat Tinggal-

312 22 6
                                    

Karena tak ada yang lebih menyakitkan selain penyesalan.

Mungkin ini adalah hari terakhirku. Maafkan aku terlanjur mencinta. Aku tidur, ya. Tenang aja, aku gak akan bangun lagi. Cintaku untukmu senantiasa terjaga walau garis portal membentang memisahkan kita.

.

.

.
Hai semwahh 👋
Makasih udah vote di part sebelumnya ❤️❤️
HAPPY READING SODARA-SODARA ✨


"Semuanya sadis banget, Al ... Mereka ditabrak, terlempar, dan Nindy ditikam," sergahnya lirih.

"HAH?"

Mereka semua terkaget mendengar ucapan Cassie barusan.

"Kualat kali." Ucapan Abraham berhasil membuat mereka semua memandangnya.

"Bram, jangan ngomong gitu lah," tegur Maya dengan menyenggol lengan pacarnya itu.

"Yang gue bilang kan gak salah, May ... Ingat apa yang udah mereka lakuin selama ini, benar-benar perbuatan bejat, kan? Nindy, orang tergila yang pernah gue kenal selama hidup, Raya si PHO, dan Gerald si pengkhianat. Gue mah gapapa kalo mereka bertiga mati," balasnya dengan santai.

"Bram, kalimat terakhirmu itu loh. Itu sama aja lo ngedoain mereka mati," protes Alex tak terima.

Mungkin mereka dapat menerima ucapan Abraham mengenai kebejatan ketiga orang itu, namun untuk kematian ...

"Hati-hati ngomongnya, Bram!" ujar Rafael dingin.

Abraham terkekeh sinis. "Udah hati-hati itu mah, gue ngomongnya. Dan lo Lex, semua masalah udah menimpah adek lo sendiri. Si Gerald udah mendua dari dia dengan Raya, tapi lo masih belain dia? Kalo gue jadi lo, gak akan gue telepon ambulans dan gue bakal tinggalin tuh manusia bertiga di jalanan tadi." Mengapa Abraham seperti menjadi psikopat sekarang?

Menurut sepengatahuan mereka memang ucapan Abraham itu nyata, tapi kata-kata Gerald sebelum tak sadarkan diri tadi membuat Alex berpikir dua kali. Jika Gerald memang tidak mendua dengan Raya, apa alasan mereka bersikap seperti itu hingga Calista menjadi korbannya?

"Abraham, lo sadis banget sih," ujar Alana tak suka mendengar ucapan Abraham tadi.

Terlihat Alex sedang memijit pelipisnya.
"Bram, kemarin kita udah bicarakan masalah ini di mall, kalo kita bakal nyari alasan yang lebih spesifik mengenai kedekatan mereka. Asal kalian tau, Gerald bilang sama gue kalo dia gak mendua sama Raya. Dia ngomong sambil nangis sesaat sebelum dia gak sadarkan diri," jelas Alex. Sebenarnya ia juga bingung mana yang benar dan mana yang salah.

Kini pandangan mereka tertuju kepada Alex. Apa benar yang dikatakan Alex? Pikir mereka.

"Lo serius?" tanya Rafael. Alex hanya mengangguk.

Abraham terkekeh sinis. "Apa yang gak dibilang orang yang udah mau mati? Dia itu hanya berusaha menutupi semua kesalahannya."

"BRAM, STOPP!" teriak Maya, "lagian masalah ini gak menimpah lo, kenapa jadi lo yang sengit dan kayak psikopat gin—"

"GAK MENIMPAH GUE, TAPI MENIMPAH SAHABAT LO, MAY. DAN GUE JUGA BENCI SAMA DIA SEMENJAK DIA BERLAKU KASAR SAMA LO!"

"Saat itu gue belum jadi pacar lo, Bram!" sergah Maya, "semua orang punya kesalahan masing-masing, dan lo bukan Tuhan yang bisa menentukan seseorang udah mau mati apa belum," lanjutnya.

CALISTA [COMPLETED]Where stories live. Discover now