Part 53 -Gak Enak-

168 13 2
                                    

Pergilah, aku tidak akan melarang. Aku hanya sekedar pacar yang tak berhak untuk mengekang. Aku akan selalu menantikan kehadiranmu untuk kembali. Jika diriku berarti, kupercaya kau bisa menghargai dan menjaga hati.
.
.
.
.
.
.
Hai semwahh 👋
Makasih udah vote di part sebelumnya ❤️❤️
HAPPY READING SODARA-SODARA

Tap

BRAKK ...

PRANGG ...

Seketika lampu kamar Gerald padam. Tak ada cahaya sedikitpun. Bahakan cahaya bintang dan bulan dari luar pun tak terlihat akibat gorden jendela yang tertutup.

"Mah, mama," panggil Gerald sambil berjalan meraba-raba dinding.

"Pah, papa ... Kak Cahaya," panggilnya lagi dengan suara yang cukup keras.

Saat kira-kira sudah tiba di depan pintu, ia membuka knop pintu, namun ... Tak ada pintu yang ia rasakan. Apa artinya pintu itu terbuka?

Gerald meraba sebelah kanannya, dan benar saja bahwa pintunya sudah terbuka.

Ada apa ini? Apa ada maling? Batinnya. Bukan dirinya yang ia takutkan, tapi papa, mama, dan kakaknya yang berada di bawah. Apakah mereka baik-baik saja?

Ia kembali melanjutkan langkahnya, namun suatu benda menghalangi kakinya. Ia mencoba untuk berjongkok hendak mengambil benda itu.

"Ini vas bunga mama bukan, sih?" gumamnya pelan. Beneran ada maling ini, batinnya lagi.

Saat ingin berdiri ia mendengar sayup-sayup suara.

"Kak Gerald ..." Terdengar suara itu pelan namun seakan nyata.

"Calista?" gumamnya lirih. "Bahkan saat kamu tinggal sehari pun aku udah halusinasi, Cal." Gerald menampar pipinya guna menghilangkan rasa halusinasinya.

"Kak Gerald ..." Kini suara itu terdengar lebih jelas.

Ya, Tuhan ... Ini nyata atau hanya sekedar halusinasi aja, pikirannya berkecamuk.

"Kamu dimana, Cal? Aku gak lihat kamu sama sekali. Ini gelap, Cal. Tolong hidupin lampunya," seru Gerald sambil terus berjalan meraba guna mencari saklar lampu di dinding.

Tap ...

"HAPPY BIRTHDAY GERALD," teriak mereka semua bersamaan dengan senyum yang mereka di bibir masing-masing.

Gerald melongo. Ia benar-benar terhenyak menatap mereka semua yang hadir di sini. Ada Alex, Cassie dan yang lainnya, ada Sandra, Rio, dan Cahaya, juga Marcel.

Dan ... Calista.

Yang sejak kemarin hilang tanpa kabar, yang katanya pindah ke Singapura dan gak akan balik lagi ke Jakarta, yang membuatnya stres dan uring-uringan, bahkan membuatnya meneteskan air mata untuk yang pertama kalinya dalam hubungan asmara, kini tengah berdiri di depannya dengan senyuman yang teramat manis, serta kue ulang tahun di tangannya.

"Happy birthday kak Gerald," ucapnya lagi.

Gerald menyentuh pipi Calista. "Ini gak mimpi kan?" tanyanya yang masih tak percaya dengan semua ini.

CALISTA [COMPLETED]Where stories live. Discover now