Part 20 -Aku yakin❤️-

339 47 16
                                    

"Ada sebuah waktu, dimana aku jatuh hati di titik terdalam dalam hidup. Aku harap, waktu itu terus berjalan lurus tanpa berhenti ataupun berbelok."
.
.
.
.
.
Hai semwahh 👋
Makasih udah vote di part sebelumnya ❤️❤️
HAPPY READING SODARA-SODARA ✨

Terimakasih telah membantuku untuk memastikan perasaan ini. Kehangatan dan kenyamanan yang kau beri membuat ku yakin bahwa cintaku adalah milikmu.

Hari berganti hari, Senin kembali datang menyapa setiap insan di dunia.

Terdengar suara ketukan pintu saat gadis itu sedang menyisir rambut panjangnya. Ia menoleh ternyata Selina yang datang.

Ya, Selina dan Reno sedang menginap di apartemen Calista. Jadilah hari ini Calista dapat merasakan kembali sarapan yang dimasak oleh Selina setelah beberapa bulan lamanya.

"Cantik banget, pantes Gerald mau," goda Selina seraya duduk di kasur putrinya itu.

Calista terkekeh dan berkata, "apa, sih, Mah. Calista, 'kan, cantik untuk diri sendiri."

"Masa, sih?" Selina menggoda lagi.

"Iya, Mah, ya, elahh," balasnya.

"Yaudah, deh, ayo sarapan dulu. Marcel udah nunggu di meja makan," ajak Selina, kemudian berjalan mendahului Calista.

Calista mengangguk, mengambil tasnya, dan berjalan menyusul Selina.

"Hai, Pah," sapa Calista saat sudah tiba di meja makan.

"Hai juga," balas Reno tersenyum.

"Hai, Dek." Calista juga menyapa Marcel yang sedang memakan nasi gorengnya.

"Tuembewen amwat lwoo mwauu swapwa gwuwe," balas Marcel tidak jelas karena masih mengunyah makanannya.

Calista memutar bola matanya malas. "Disapa salah, gak disapa salah. Shopee ada jasa tukar tambah sodara, gak, sih?"

Reno menggelengkan kepalanya dan berkata, "ajaib bener tingkahnya, dulu mama ngidam apa, sih ...?"

"Ngidam sate mie tahu, Pah. Makanya kelakuan mereka ajaib. Sate pake mie, pake tahu lagi," jawab Selina sekenanya.

Marcel terkekeh. "Haha, apaan, sih, Mah, Pah. Marcel sayang kok sama kak Calista. Ya, 'kan, Kak?"

"Mana saya tau, diri, 'kan, diri anda." Calista mengangkat bahunya tidak acuh sambil terus memakan nasi gorengnya.

"Dih, si monyet," umpat Marcel pelan, lalu menatap Reno, "oh, yah, Pah, papa tau gak kal—"

Ucapan Marcel terpotong kala Reno langsung membalasnya, "mana papa tau, papa, 'kan, Ironman."

Calista terngakak. "Rasanya ingin berubah menjadi Ironman hahaha."

Terdengar helaan napas Selina. "Udah, deh ... Makan aja dulu. Dari tadi, mana saya tau, mana saya tau." Ia mengulang perkataan mereka tadi.

Mereka kembali makan dan menghabiskan sarapan. Setelah selesai, Marcel dan Calista pamit.

"Kita pamit, ya, Mah, Pah." Calista menyalam tangan Selina dan Reno, begitupun dengan Marcel.

"Perlu mama anterin ke basemen?" tawar Selina.

Marcel menggeleng, "gausah Mah, kita bisa sendiri kok. Oke, deh, bye, Mah, bye papa Ironman hahaha."

Keduanya keluar dari unit menuju lift dengan tangan Marcel merangkul pundak Calista, karena memang Calista lebih pendek darinya.

"Cebol banget, sih, lo," ejek Marcel.

CALISTA [COMPLETED]Where stories live. Discover now