Part 48 -Beautiful in Red-

175 16 7
                                    

Mencoba untuk cuek seolah tak perduli? Maaf, tapi hati tak bisa dibohongi. Walau mulut terkatup, namun tak sedikitpun hati ini tertutup.
...
🌼 HAPPY READING 🌼

"Jadi ...."

"Ya, tapi kenapa dia gak langsung berbalik. Ya, sama aja ... Tau, ah," gerutunya kesal, lalu mencampakkan ponselnya ke atas kasur.

Kembali ia melanjutkan langkahnya keluar kamar dan melihat Marcel sedang duduk di sofa. Laki-laki itu sedang makan dengan buku-buku yang berserakan di atas meja.

"Berserakan banget." Calista duduk di sebelah adiknya itu sembari mengambil sepotong martabak manis.

"Sambil belajar sambil makan," balas Marcel tanpa menoleh.

"Lo beli dari mana?"

"Online," jawab Marcel sekenanya.

"Oh." Calista mengambil remote tv dari atas meja dan mengganti saluran tayangan.

Saat sedang asik menonton, tiba-tiba Marcel bertanya, "Gue boleh nanya, gak?"

Calista langsung menoleh dengan tatapan bingung. "Kenapa harus izin?" Bukannya menjawab, ia malah bertanya balik.

"Yaelah, ntar gue gak izin, lo malah ngacangin gue," protesnya.

Calista terkekeh pelan. "Enggak lagi deh, gue minta maaf karena udah ngacangin lo."

"Ada apa sebenarnya?" Pertanyaan yang sejak kemarin Marcel ingin tahu jawabannya.

"Gak ada apa-apa kok, hanya masalah cinta doang, gak lebih," jawab Calista.

"Masalahnya apa?"

"Gak usah kepo deh," balas Calista, sambil mengambil martabak itu lagi.

Marcel memutar bola matanya malas. "Gak guna juga gue izin nanya, kalo jawabannya gak spesifik."

Calista acuh sambil terus makan. "Jangan lo habisin dong, monyet. Kalo mau, gopud sendiri sana," protes Marcel lalu memukul tangan Calista.

"Pelit amat, setan!" umpat Calista sinis. "Yaudah, pinjam hp sini. Gue mau pesan makanan."

"Pake hp masing-masing lah, enak aja lo," balas Marcel.

Pukk ...

Dengan kesal, Calista memukul kepala Marcel dengan pulpen yang ada di atas meja, lalu berjalan menuju kamarnya hendak mengambil ponsel.

Namun, suara bel dari pintu menghentikan langkahnya.  Siapa? Batinnya bertanya.

"Buka tuh pintu," suruh Marcel.

"Ini juga mau dibuka, setan," dengusnya lalu berjalan menuju pintu.

Ia membuka knop pintu itu, dan melihat ternyata Gerald yang datang.
Calista menatapnya datar, dan hendak menutup pintu kembali.

Namun Gerald menahannya. "Cal," panggilnya sambil memegang tangan Calista.

Calista menepis tangan Gerald, lalu berjalan masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintu.

CALISTA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang