Part 22 -Day 1-

332 39 16
                                    

"Takdir Tuhan mempertemukan kita, untuk memilikimu mungkin adalah alasannya."
.
.
.
.
.
Hai semwahh👋
Makasih udah vote di part sebelumnya ❤️❤️

HAPPY READING SODARA-SODARA ✨

Awali harimu dengan yang manis-manis.
Buang pesimis dan jadilah optimis.

Kembali lagi, dimana dua orang anak muda itu akan menghadapi hari-harinya tanpa ada sosok orang tua di samping mereka.

Ets ... Bukan berarti meninggoy, ya, hanya saja sedang bekerja di negeri orang.

"Bangun pagi, gosok gigi, cuci muka, tak mandi," nyanyi Marcel sambil berjalan menuju dapur.

"Jorok banget, ya, sodara," ucap Calista menggeleng.

Marcel terkekeh dan berkata, "becanda, elah, bol."

"Bol?" tanya Calista bingung.

Marcel mengangguk. "Iya, cebol. Lo, 'kan, cebol, tingginya cuma seratus empat puluh sentimeter."

Calista melotot dan menggeplak kepala Marcel dengan sendok makan. Tenang, tidak kuat kok. "Matamu seratus empat puluh, gue satu lima lapan sentimeter, ya. Jangan ngadi-ngadi lo."

"Tante-tante naik Kopaja, iyain ajwahhh," balas Marcel lalu memakan sarapannya.

Terdengar suara notifikasi dari ponsel Calista. Ia mengeceknya, dan ternyata pengirim pesan itu adalah Gerald.

Mylovelyboo❤️

Cal..

Gue gbs jemput

Mau nganter mama dulu

Oh ya kak, gpp..
Aku sama Marcel aja.

See u❤️

Terlihat alay memang, nama kontaknya Gerald di ponsel Calista. Namun percayalah, bukan Calista yang buat melainkan Gerald sendiri waktu itu.

Ternyata bisa alay juga anak itu.

"Emh, Cel ... Gue bareng lo, ya," ucap Calista.

Marcel mengernyit bingung dan bertanya, "kemane cowok lo itu?"

"Anterin mamanya, gak tau, deh, diantar ke mana." Marcel hanya ber-oh-ria.

Selesai sarapan, Calista mengangkat piring dan gelas ke wastafel. "Yuk lah, ntar telat lagi," ajaknya.

Marcel mengangguk, lalu mengambil tasnya. Keduanya keluar unit dan berjalan menuju basemen.

Jalanan ibu kota pagi ini cukup ramai, ditambah lagi dengan banyaknya lampu merah, benar-benar pemandangan yang sangat buruk di pagi hari.

Imagination ~ Shawn Mendes.

Lagu kesukaan mereka berdua tidak sengaja terputar dari radio mobil. "Woilah, lagu suami gue," celetuk Calista semangat.

CALISTA [COMPLETED]Where stories live. Discover now