Prolog

27.7K 1.3K 36
                                    

Diharapkan Vote+Coment di setiap Part❤️

"Zela," panggil seorang pria yang menggendong bayi kepada wanita yang tengah berbaring di brankar rumah sakit sambil terpejam.

Wanita itu membuka matanya pelan, lalu menengok ke arah pria yang berada di samping brankar nya. Namun wanita yang di panggil 'Zela' itu malah membuang muka, "Jangan bawa dia kesini Pah, Aku gamau liat bayi itu." jawabnya lirih.

Dito, ayah mertua Zela yang sedang menggendong bayi itu menghela nafas, "Zela dia anak kamu nak." ucap Dito meyakinkan, rautnya memelas ketika melihat wajah bayi yang tengah tertidur pulas di gendongannya. Bayi itu dia anggap cucunya, walau tidak ada hubungan darah dengan anak kandung nya.

Namun air mata Zela malah mengalir dengan nafas sesak di dada nya, dia menggeleng, "Engga Pah itu bukan anakku. Aku gamau anak itu, dia anak haram."

"Zela!" bentak Dito marah, "Dia anak kamu! Bayi yang lahir dari rahim kamu nak."

Zela berbalik menatap Dito tajam, "Aku gamau anak itu Pah, aku benci anak itu!" teriak Zela membuat Dito terpelonjak kaget. Disusul bayi itu langsung menangis dalam gendongan Dito.

Dito menggeleng mendengar ucapan Zela, "Bagaimana kamu menolak anak ini, padahal kamu sendiri mengandungnya selama 9 bulan."

"Bukan kah dari awal Zela sudah menolak anak itu Pah? Namun papah sendiri yang meminta Zela untuk tidak menggugurkan dia." potong lelaki yang berada di depan pintu sambil mencengkram tangan seorang anak berumur 4 tahun, keduanya berjalan ke sisi lain brankar Zela dan berhadapan hadapan dengan Dito.

Dito menatap tajam lelaki yang berstatus sebagai anak kandungnya atau suami dari Zela, "Dimana hati kalian berani menggugurkan janin yang bahkan belum terbentuk. Aris, bayi ini tidak bersalah. Zela juga tidak bersalah ini hanya kecelakaan."

"Tapi dia bukan darah daging aku Pah. Aku dan Zela ga mau ngakuin dia!" ucap Aris yang mulai meninggikan suara. Ya nama lelaki itu adalah Aris, "Dia anak haram, aku ga sudi ngakuin anak itu." lanjutnya tanpa mengontrol perkataan nya.

Dito melotot, "Jangan sebut dia anak haram!" dia meneguk ludahnya kasar, menatap lebar kepada pasangan suami istri itu, "Baiklah jika seperti itu biar Papah yang merawat bayi ini saja." putusnya tanpa pikir panjang lalu mengecup kening bayi yang berada di gendongan nya dengan penuh kasih sayang agar kembali terdiam.

"Tania juga bakal ngerawat bayi ini Pah." potong gadis muda yang berjalan mendekati Dito. Dia Tania, anak kedua Dito, menatap tajam Aris dan kakak ipar nya.

"Ini hanya sebuah kecelakaan dan kalian ga pantes nyalahin anak ini! Kalo kalian ga mau ngurusin dia, biar aku sama Papah yang ngurusin bayi ini." ucap Tania marah, "Ayo Pah kita pergi." ajak Tania sambil mengambil alih gendongan bayi itu ke tangan nya.

Setelah nya Dito dan Tania keluar dari ruangan itu bersamaan.

"Kok dedek bayi di bawa Pah? Dia kan adek aku, aku pengin main sama dedek bayi." tanya anak kecil berumur 4 tahun itu yang bernama Langit ke Aris. Dia memanyunkan bibirnya kesal karena Dito membawa bayi itu tanpa mengajak nya.

Aris berjongkok untuk menyeimbangkan tinggi anak nya lalu memegang kedua pundak Langit, "Langit anak Papah, bayi itu bukan adik kamu sayang."

Zela yang mendengar ucapan itu merasakan sesak teramat sesak, dia merasa jijik sudah melahirkan anak dari korban perkosaan mantan pacar nya.

"Tapi kan mamah yang nabung dedek bayi di dalem pelut nya." jawab Langit dengan polosnya.

Aris menengok menatap Zela yang sedang menangis tanpa suara sambil memejamkan matanya, lalu dia kembali menatap Langit, "Ehmm sayang, gimana kalo kita main ke taman belakang rumah sakit ini atau kita beli es krim tiga?" tawar Aris berusaha mengalihkan perhatian dari pertanyaan Langit.

Suffering(COMPLETED)Where stories live. Discover now