Mereka Cemas

6.1K 626 5
                                    

Aku cuma minta Vote dan komen kalian tanpa harus menjadi pembaca sider❤️

Setelah menjalani operasi satu jam, Algean dipindahkan ke ruang rawat VIP di lantai 3. Lelaki itu masih belum sadar, banyak perban yang menutupi luka lukanya ditubuh membuat Langit yang menjaganya meringis ngeri.

"Biarin gua rasain semua rasa sakit Lo," ujar Langit yang duduk di sebelah brankar tempat Algean berbaring.

"Gua pengin kita deket Dai, biar Lo bisa berbagi penderitaan. Apa gunanya gua sebagai kakak Lo."

"Gua sedih, gua kecewa, gua marah, gua benci diri gua..."

Langit menangis tersedu dengan kepala menunduk, "Apa yang bisa gua lakuin biar bisa bikin Lo seneng Dai. Gua berusaha deket sama Lo tapi kenapa Lo selalu ngehindar. Gua pengin ngerasain tugas jadi seorang kakak buat adiknya."

Dengan cepat dia menghapus air matanya kasar, "Ayo bangun. Biar gua ngeyakinin Mamah kalo Lo udah nyelamatin nyawanya. Semoga Mamah sadar seberapa sayang nya Lo sampai ngorbanin nyawa Lo sendiri buat Mamah. Daifan ayo bangun!" gertak Langit sambil menyentuh tangan mulus Algean.

Namun dahinya mengerut ketika melihat banyak bekas luka di tangan kanan Algean, dia menarik tangan Algean kasar berusaha meyakinkan jika penglihatan nya salah namun itu semua nyata, luka seperti besetan dalam pula, ada juga yang terlihat samar karena tertutup luka kecelakaan tadi sore. Dia menghitung besetan itu...

Satu...

Dua...

Tiga...

Sampai

Delapan besetan...

Itu baru saja di lengan kanan nya, sebelum Algean bangun dia mencoba mengecek lengan satunya yang digips bagian atas, dan ya hasilnya sama. Luka itu tercipta, bahkan lebih banyak dari lengan kanan.

Tubuh Langit merosot, tatapan nya meredup melihat Algean di brankar. Dia benar benar kecewa pada dirinya sendiri, merasa gagal menjadi kakak.

"Arghhh. Gua bodoh! Bodoh!" geram nya lirih sambil memukuli kepalanya sendiri. Dia frustasi melihat bagaimana kacaunya Algean sampai melakukan hal seperti itu tanpa ada yang tau, bahkan dirinya tidak mengetahui.

Seketika otak Langit berkerja, sesuatu muncul di pikiran nya saat jari jarinya menjambak kuat rambutnya.

Algean pintar menyembunyikan, sangat. Bagaimana dia menyembunyikan luka hatinya dan luka tubuhnya.

Jaket dan kaos lengan panjang adalah benda yang selalu menutupi tubuh lelaki itu. Bahkan Langit tidak pernah melihat Algean menampilkan lengan nya sesudah dia pindah ke rumah orang tuanya.

Selain jaket dan kaos panjang, Langit juga pernah melihat benda mengkilap di loker nakas Algean yang belum tertutup sepenuhnya, Langit pastikan itu pisau lipat. Saat itu ingin menanyakan namun Algean sudah lebih dulu mengusirnya.

Langit bangkit, menuju sofa di ruangan itu lalu duduk mencoba mengatur nafasnya yang terasa sesak. Rasanya arghhh... biarkan harga dirinya hilang setelah menangis, dia tidak tahan membendung air matanya karena Algean.

Langit... benar benar menangis dalam diam, tanpa suara.

"Apa yang Lo lakuin Dai, kenapa Lo lukain diri Lo sendiri." parau nya sambil menunduk menutup wajahnya dengan tangan.

"Gua terpaksa, ini cara gua buat ngehibur diri,"

Seketika tangisan Langit terhenti ketika pertanyaan nya dijawab. Dia lalu mengangkat kepalanya melihat Algean di brankar. Dia sudah siuman.

Suffering(COMPLETED)Where stories live. Discover now