Jus Mangga

7.4K 687 6
                                    

Sesampainya di rumah sakit tempat Zela di rawat, Algean turun dari motor dan berlari kedalam. Hatinya sakit mendengar berita Zela kecelakaan tadi, dia sangat ketakutan, "Suster apakah disini ada pasien bernama Zela?" ucapnya cepat pada suster.

"Sebentar ya mas."

Menunggu 10 detik untuk suster itu mengecek nama Zela di rumah sakit ini, "Pasien berada di ruang rawat, kamar 204 mas."

"Terimakasih sus," setelah itu Algean kembali berlari menuju kamar Zela di rawat. Dalam hati dia terus berdoa kepada Tuhan untuk memberikan keselamatan kepada Zela.

Sampai di depan pintu ruangan itu, tangan Algean terhenti ketika ingin memutar knop pintunya. Tangan nya terkepal kuat lalu dia simpan di samping tubuhnya. Sudah jelas jika dia masuk hanya memperburuk kondisi Zela saja, Zela itu benci kepada nya, jika melihat nya selalu membuat Zela marah.

Akhirnya Algean memilih untuk mengintip lewat kaca pintu untuk melihat keadaan Zela. Sampai sudut bibirnya menciptakan senyum tipis sangat tipis hampir tidak nampak, tatapan nya teduh perasaannya lega melihat kondisi Zela, wanita itu masih bisa tersenyum ketika mendapat suapan makan dari Langit. Tangan dan keningnya saja yang terbalut perban untuk menutupi luka lecetnya.

Algean menyandarkan tubuhnya di tembok lalu mendongakkan kepala dan menutup matanya mengatur nafas nya yang berat akibat berlari tadi. Ingin rasanya dia memeluk Zela walau dia tau keinginan itu tidak akan pernah terjadi, dia berusaha mati matian menahan hasrat itu seumur hidupnya.

"Sedang apa kamu?" suara barito datar itu membuat Algean membuka matanya dan menengok ke arah suara.

Algean menegakan tubuhnya lalu menunduk, "Al pengin liat Mamah, Pah." ucapnya pelan.

Aris memutar bola matanya malas, "Kamu tau kondisi istri saya sedang tidak baik baik saja?" ucapnya terjeda, "Pergi, jangan sampai istri saya melihat kamu disini dan mempengaruhi kesehatan nya." usir nya pelan takut Zela mendengar percakapan nya dari dalam.

Algean mendongak menatap Aris redup lalu menggeleng kuat, "Engga Pah, biarin Al disini jagain Mamah," Algean memohon sambil menahan kesedihan yang mendalam.

Aris mengerutkan keningnya marah, "Istri saya tidak perlu kamu. Masih ada Langit dan bik Surti yang akan menjaga dia di sini!" katanya mulai meninggikan suara, "Lagi pula mana mau Zela di jaga kamu, melihat wajahmu saja Zela enggan."

Berusaha sabar, berusaha mengendalikan rasa emosinya mendengar ucapan pedas Aris, berusaha mengontrol matanya agar tidak turun cairan liquid bening. Menggigit bibir bawahnya untuk menghalau rasa sakit di hatinya.

"Pergi Al, jangan menampakkan diri mu di depan istri saya. Saya mohon demi kebaikan nya."

ALGEANDRA

"Algean," panggil Tania dari dalam rumah, dia berlari lalu memeluk tubuh ponakannya itu berusaha memberikan kehangatan.

Tania rindu bocah ini, rindu suara dan wajahnya. Algean, remaja itu selalu terlihat baik baik saja di depan nya, namun sebenarnya dia tahu bahwa banyak luka yang menyelimuti hatinya karena perilaku dan ucapan Aris begitu juga Zela, dan ketika melihat wajah datar tanpa ekspresinya membuat Tania merasa salah karena tidak bisa membantu apa apa dan tidak bisa mengembalikan senyuman manisnya seperti dulu saat Algean masih kecil.

Malam ini Tania dan Agra pergi ke rumah Aris karena mendengar kabar Zela kecelakaan, tadi dia sempat menjenguk ke rumah sakit lalu pulang mampir ke rumah kakak nya untuk beristirahat sebentar.

"Dari mana kamu? Kenapa pulang malam?" tanyanya setelah melepaskan pelukan itu.

Algean bungkam sebentar, "Algean tadi ada urusan Tan," jawabnya. Algean tidak mengatakan yang sebenarnya karena dia tidak ingin memberitahu semua orang bahwa dia bekerja paruh waktu. Cukup Baik Surti saja yang tau karena tidak sengaja memergokinya sedang membuang sampah di belakang Cafe tempatnya bekerja.

Suffering(COMPLETED)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن