Sebuah Penantian

4.1K 434 22
                                    

Haduh berat banget mikirin nih chapter-_-

Btw perjalanan kalian buat ikut kisah hidup Algean keknya masih panjang deh, yang sabar ya🤣

Dimohon kalo ada Typo nya tolong dikoreksiin ya😡

"Algean."

"Papah."

Aris berjalan ke arah Algean dengan tatapan tajamnya membuat jantung Algean langsung berdetak dua kali lebih cepat. Dia takut Aris memukulnya lagi, dia takut dia melakukan kesalahan pada keluarganya tanpa dia sadari.

"A-ada apa Pah?" tanya Algean heran.

Aris memandang Algean lekat, memandang tanpa ekspresi membuat Algean sontak merasa bingung dengan tingkah ayahnya.

Tiba tiba Aris menarik jaket Algean membuat remaja itu terkejut dengan tindakan ayahnya.

"Papah apa yang Papah lakuin?!"

"Lepaskan jaket mu!" bentak Aris yang terus menarik paksa pakaian itu.

Alessa mundur menjauh dari keduanya. Dia cukup terkejut dengan tindakan Aris yang terlalu tiba tiba.

"Pah jangan Pah!" mohon Algean yang kekeuh mempertahankan jaketnya. Namun pada akhirnya Aris berhasil menarik jaket itu dan melemparnya ke tanah.

"Astaga Algean!" Alessa nampak terkejut saat melihat Algean tanpa mengenakan jaket.

Aris dan Alessa sama sama melebarkan matanya saat mereka melihat begitu banyak sekali bekas luka dan memar di lengan Algean. Namun Algean, dia hanya bisa memandang ayahnya sendu karena sudah membuka rahasianya selama ini.

"Algean, apa yang Lo lakuin sama tangan Lo?!" pekik Alessa, dia menutup mulutnya dengan tangan gemetar, mencoba meyakinkan bahwa apa yang dia hanya sebuah kepalsuan.

Plak!

Seketika menjadi hening kala suara keras dan nyaring itu tercipta saat Aris menampar Algean dengan sekuat tenaganya, Algean yang tidak bisa menahan menjadi limbung namun untung saja Alessa langsung menangkapnya.

Alessa melotot, "Om Aris!" bentak Alessa keras, saking kerasnya membuat Tania dan Agra yang sedang berada di dalam merasa terganggu dan akhirnya ikut keluar.

"Ada apa ini-- astaga Algean!" Tania ikut memekik saat melihat pipi Algean begitu merah bahkan sampai keluar darah dari sudut bibirnya.

Tania mendekati Algean lalu memegang kedua pundak remaja itu, "Algean apa yang terjadi?!"

"Mas Aris apa mas menampar Algean?" Agra menebak, namun Aris tidak menjawab membuat nya semakin yakin jika Aris lah pelakunya.

Tania begitu tidak menyangka dengan tindakan kakak laki lakinya yang berani melukai Algean, dia mendekati Aris dan menatap lelaki itu tajam.

"Apa yang kamu lakukan!? Apa mas sudah gila menampar Algean sampai dia berdarah!" bentak Tania, emosinya langsung meledak membuat Agra yang berada di sebelah nya langsung berusaha menenangkan Tania.

Sedangkan Aris, dia masih diam menatap Algean dengan mata merahnya, dia tidak tau harus mengatakan apa kepada Algean yang sibuk menunduk takut melihat nya.

Tania yang muak dengan kebisuan Aris, dia terpaksa menarik kerah jas kakaknya begitu keras, "Apa maksudmu melukai Algean!? Jawab aku mas!"

Aris tetap membisu berusaha menuli kan pendengaran nya dari orang orang disekitarnya.

"Buka mulutmu, jangan membuat kami bingung dengan perilaku mas. Aku tau Algean tidak melakukan kesalahan, tapi kenapa mas Aris menampar nya?!"

"TANIA DIAM!"

Suffering(COMPLETED)Where stories live. Discover now