Keadaan Di Ruang Makan

3.6K 381 26
                                    

Halo para reader dan sider😛
Entah kenapa Aku sekarang jadi lebih giat buat update terus cerita ini. Maybe, karena banyak yang antusias buat nunggu Suffering up ya, aku juga seneng banget kalo di setiap chapter nya rame banyak yang komen isi pikiran kalian, walau sotak wkwkwk tapi aku sukaaa, love you bertubi tubi buat kalian yang masih ngikutin cerita Suffering, tetap kek gitu sampai tamat pokoknya❤️❤️❤️❤️😭

Dia memang mengatakan untuk pergi, namun dia benar benar tidak bisa pergi terlalu lama.

Ya dimalam ini, pukul 01:00 Algean kembali lagi ke rumah sakit agar dia bisa lebih dekat dengan Langit, namun keberadaan nya benar benar tidak di ketahui oleh kedua orang tuanya. Persetan dengan sekolah, bahkan Algean sudah tidak memikirkan itu lagi.

Dia menyelimuti tubuhnya dengan jaket, udaranya benar benar dingin bahkan tubuhnya terasa kaku, tangannya menyilang di depan dada, dan matanya terpejam dengan kepala menyender ke dinding. Dia tidak benar benar tertidur, bahkan dia takut untuk tidur, dia takut jika terjadi apa apa saat dirinya tidak sadar.

Jika ada Alessa disini, mungkin itu bisa lebih menghangatkan keadaan, namun gadis itu harus beristirahat karena Algean menyuruhnya untuk berangkat sekolah besok. Kemarin sore, Algean juga sudah menceritakan semuanya kepada Alessa, tentu saja tentang keadaan Langit yang sedang tidak baik baik saja.

Sekarang, bahkan tidak ada rasa sungkan lagi untuk menceritakan sesuatu yang membebaninya kepada gadis itu. Kehadiran Alessa benar benar membuat kehidupan nya sedikit terang. Demi Tuhan, Algean tidak akan melepaskan Alessa, biarkan maut yang memisahkan dirinya dengan gadis itu, selain itu Algean akan melawan seseorang yang menjadi penghalang keduanya.

Drtttt

Drtttt

Matanya membuka saat getaran handphone mengganggu istirahat nya.

Dia meraih benda pipih berwarna hitam itu dari kantong celananya, lalu melihat nama seseorang yang tertera di layar panggilannya.

"Halo."

Halo Algean, dimana kamu sayang. Tante sedang ada di rumah mu. tanya seseorang yang berada di sebrang dengan nada khawatir.

"Aku di rumah sakit Tante."

Astaga Algean, ini sudah malam. Bukan kah kamu besok akan sekolah. ucap Tania.

"Ngga Tante, aku pengin disini. Nemenin bang Langit."

Tania mendengus kesal.

Tante mohon pulang Al. Tante khawatir sama kamu.

Algean membuang nafas panjang, "Besok aku akan pulang."

Sekarang! bentak Tania membuat Algean sedikit tersentak.

Tante mau kamu pulang sekarang. Kamu tau di sana ada kedua orang itu. Tante takut mereka menyakiti mu.

"Mereka ngga tau aku disini Tante." jawab Algean malas. "I am okay here."

Jadi? Mereka ngga tau kalo kamu ada di rumah sakit? lalu dimana kamu menemani Langit?! Apa kamu sedang menunggu di luar ruangan Langit?! kesal Tania setengah mati. Keponakan nya itu memang benar benar membuat nya geleng kepala.

"Hemm."

Tania benar benar kesal, dia menggeram karena perilaku Algean.

Pulang! Om Agra akan menyusul mu dan menyeret mu pulang!

Dan panggilan tertutup saat Tania kembali berteriak.

Beberapa saat, Tania benar benar tidak berbohong. Dia datang ke rumah sakit bersama Agra dan memaksa Algean untuk pulang kerumah.

Suffering(COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang