Kalang Kabut

6.1K 559 2
                                    

"Rain, Algean kemana ya? Tumben udah mau masuk tapi dia belum dateng," tanya Xavier pada Rain yang duduk di sebelahnya.

Rain yang sedang menenggelamkan wajahnya di kedua tangan merubah posisi menyenderkan kepalanya ke tembok, "Gua juga gatau, kemaren gua chat juga ga dibales,"

Xavier dan Rain benar benar resah, tidak tau taunya Algean tidak ada kabar dari kemarin, padahal biasanya jika mereka berdua menghubungi Algean akan dibalas oleh lelaki itu walau singkat padat dan jelas.

"AHAA!"

"Anjing belegug gelo, Xavier oon. Kaget bego!" kesal Rain ketika Xavier berteriak di sampingnya.

Xavier tertawa kecil melihat wajah Rain, "Gua ada ide," bisik Xavier.

"Apaan?"  jawab Rain kesal.

Wajah Xavier tampak berpikir sambil mendengarkan pandangannya ke penjuru kelas, "Gimana kalo kita ke rumah Algean." saran nya.

Mata Rain membulat raut wajahnya berubah senang, "Eh anak Bango, pinter juga usulan Lo."

Raut Xavier bangga ketika Rain memujinya, "Tapi... kita kan gatau rumah nya Algean Ran," ceplosnya membuat senyum Rain menghilang.

"Lah hooh, parah banget si sahabatan lama tapi gatau rumah nya." jawab Rain.

Memang benar, mereka berdua tidak tau rumah Algean, bukan karena mereka yang tidak mau main ke rumah Algean namun karena ketertutupan sifat Algean membuat dia tidak pernah mengijinkan kedua sahabat nya untuk ke rumah orang tuanya.

"Terus kita harus gimana?" tanya Xavier.

"Ya cari, gimana lagi dong?"

Xavier menatap kesal Rain, "Rain oon Rain sinting and gila and debal. Lo pikir Jakarta luasnya cuma satu petak doang? Jakarta luas banget Rain dungu."

Rain menghelai nafas, "Cuma 661,5 km doang, lebay banget Lo."

Xavier melotot lalu menggelengkan kepala tidak percaya, "Cuma? cuma Lo bilang? Sok mangga kang Efrain puterin Jakarta kalo Lo bilang cuma." ujar Xavier geram.

Rain mendekati Xavier lalu menepuk pundaknya, "Sabar Vier jangan marah marah, ntar kulit Lo keriput. Lo mau jadi bujang lapuk gara gara kulit wajah Lo pada keriput hah?" kata Rain berusaha menakut nakuti Xavier.

Xavier menggeleng keras, "Gua gamau jadi bujang lapuk, gua mau kawin pokoknya, mana ada si cewe yang ga tertarik sama gua secara langsung gua ni ganteng."

'Pede bat kutil badak' sinis Rain di dalam hati.

ALGEANDRA

Alessa berjalan sambil bersenandung kecil disepanjang koridor, dia juga menyapa kakak kelas yang menurutnya ramah entah itu lelaki atau perempuan. Sedangkan yang sinis? Alessa acuhkan.

"Alessa!"

Langkah Alessa terhenti ketika ada seorang guru memanggil nya, dia Bu Tina.

Alessa tersenyum pada guru wanita itu, "Ada apa Bu?"

"Ibu minta tolong sama kamu, carikan Algean dan ajak dia ke Lab bahasa, kalian akan pendalaman materi untuk Olimpiade nya." jelas Bu Tina.

Alessa tersentak, "Se-sekarang Bu?" dan Bu Tina mengangguk.

"Yaudah Alessa ibu permisi ya," setelah itu Bu Tina meninggal Alessa.

Suffering(COMPLETED)Where stories live. Discover now