Selamat Jalan Lelaki Kuat

9K 500 63
                                    

"Maaf Ar, kami ngga bisa berbuat apa apa lagi. Algean udah ngga ada, pendarahan hebat membuat dia kehilangan banyak darah. Anakmu dinyatakan telah meninggal di tempat." tutur Dani teramat menyesal. Hatinya terasa remuk saat melihat ekspresi orang orang di depannya langsung shock mendapatkan kabar buruk ini.

"NGGA!!"

"NGGA MUNGKINNN!!"

"Adik gua ngga mungkin mati!"

Brak!

Langit langsung menyangkal ucapan Dani dengan berteriak, dia berlari menuju ruangan dimana tempat Algean berada, sampai dirinya tak sengaja menabrak pintu ruangan itu. Ini benar benar tak bisa dipercaya, adiknya tak mungkin pergi meninggalkan nya tanpa mengucapkan apapun.

Di luar, Zela langsung menangis histeris di pelukan Aris sambil memohon agar Algean kembali. Dia menjerit sambil memegangi dadanya yang terasa sesak, memberontak dan terus memanggil nama Algean. Meyakinkan dirinya jika ini hanyalah sebuah mimpi namun sampai dia menjerit di koridor, seseorang tidak ada yang mengatakan jika ini adalah mimpi.

"Algean Ar. Anak aku, dia ngga mungkin pergi. A-aku tau Algean kuat dia ngga mungkin pergi secepat itu. TOLONG KEMBALIKAN ALGEAN!!" teriak Zela. Sambil memeluk istrinya, Aris mendongak mencoba menahan air mata yang segera turun. Dia juga merasa sakit apalagi sebelum pergi anak itu tidak mengucapkan apapun padanya. Aris tidak mengetahui saat Algean mulai menutup mata.

"Maafin Mamah sayang, maafin Mamah..."

"Sabar Zela sabar." bisik Aris.

Diantara mereka, Alessa yang mendengar ucapan ayahnya langsung pingsan tak sadarkan diri di depan Dania. Dia terlalu shock hingga tak bisa mengendalikan diri lagi. Dengan cepat beberapa perawat lelaki yang bersama Dani segera membawa Alessa ke ruang rawat.

Semua orang terpukul, semua orang merasa kehilangan, semua merasa sakit berbarengan. Algean, lelaki yang mereka kenal sudah pergi meninggalkan dunia, meninggalkan mereka semua setelah menepati suatu janji untuk melindungi orang orang yang dia cinta.

Zela dan Aris, sama sama menyesal dengan kepergian anaknya. Mereka bahkan masih tidak menyangka jika Algean telah tiada karena tadi pagi mereka masih bisa melihat Algean tersenyum hangat saat sedang sarapan. Jika saja peristiwa ini tidak terjadi, mereka berdua bisa menepati janjinya untuk membahagiakan Algean sepenuh hati, namun kenapa Tuhan malah memanggilnya terlebih dahulu.

Langit sendiri ikut menyesal karena tidak bisa melindungi adiknya. Langit terus mengumpati tubuhnya yang benar benar tidak berguna. Padahal sebelum itu Langit sudah membayangkan dirinya akan hidup tanpa beban dengan Algean di Kanada, menghabiskan masa bujang nya dengan Algean sebelum dia menikah atau mati karena penyakit yang terus menyiksanya.

Dani dan Dania punya kenangan tersendiri dengan Algean. Mengingat saat itu Dani baru mengenal Algean, melihat anak itu untuk pertama kali membuat dirinya langsung bersimpati, memberikan kasih sayang sebentar hingga akhirnya dia terpaksa meninggalkan Algean karena urusan pribadi dan sekarang Algean juga yang sudah membantunya kembali bersama Dania dan Alessa.

Dania sendiri ikut menangis, mengingat bagaimana baiknya sosok Algean, bahkan Algean pernah membiayai pengobatan nya dulu saat dirinya belum kembali bersama Dani. Membuat anaknya bahagia, membuat anaknya merasakan bagaimana kasih sayang seorang lelaki. Sosok Algean benar benar sudah membekas di hati mereka.

"Mas Aris!"

Aris yang tengah menuntun Zela untuk masuk ke ruangan terpaksa menghentikan langkahnya dan menengok kesamping, dia melihat Tania dan Agra yang tengah berlari ke arahnya. Raut keduanya tidak bisa berbohong jika mereka sedang ketakutan.

Suffering(COMPLETED)Where stories live. Discover now