Kebenaran Lagi

3.8K 365 4
                                    

Gadis itu duduk dengan tubuh bersandar di dada sang lelaki. Sedangkan sang lelaki memejamkan mata dengan tangan kanan sibuk mengusap rambut sang gadisnya dengan penuh kelembutan.

"Algean, setelah ini apa boleh kalo gua minta Lo ngga bakal ninggalin gua?" ujar Alessa dengan menggenggam tangan Algean sebelah kiri.

"Gua ngga bakal ninggalin Lo."

"Tapi soal kuliah itu."

Algean membuka matanya, "Oh, tadi siang Lo ngomel ngomel ke gua suruh terima beasiswa itu kan?"

Alessa berdecak, "Ih, ngga!" kesalnya, "Ngga jadi. Gua respek karena kesel sama Lo, bisa bisanya Lo dapet beasiswa itu tapi Lo ngga ngomong gua."

"Tapi bukannya Lo pengin masa depan gua berubah." tutur Algean.

Alessa membenarkan tubuhnya lalu membalikkan posisinya berhadapan dengan Algean, "Tapi gua ngga mau Lo pergi." tutur Alessa dengan wajah memelas.

Algean tersenyum tipis, tangannya terangkat untuk mengusap rambut gadis itu, "Gua ngga bakal ninggalin Lo."

Alessa tersenyum manis, lalu memeluk tubuh lelaki itu dengan erat, dibalas pula oleh Algean sambil mengusap pundak Alessa.

"Gua jadi curiga Lo alter ego, padahal tadi Lo maruk biar gua terima beasiswa itu tapi kenapa sekarang Lo ngga mau kalo gua pergi hem?"

Mata Alessa menutup mencoba mencari kenyamanan di pelukan Algean, "Karena setelah gua tau, lelaki yang gua cinta adalah anak kecil yang dulu jadi pahlawan gua itu semakin sulit buat gua biarin Lo pergi." ucap Alessa dengan suara lirih.

Algean terkekeh, "Karena itu? Kalo aja Daf Lo bukan gua, apa Lo bakal biarin gua pergi."

"Gua bakal biarin Lo pergi."

Entah kenapa jawaban itu membuat dada Algean sesak, kata kata itu seolah Alessa bisa menghadapi semua tanpa dirinya padahal Algean selalu ingin Alessa berada di samping nya.

"Asal gua ikut. Seharusnya Lo tau kalo gua bakal susah buat pisah sama Lo"

Algean sontak bernafas lega, dugaannya salah, Alessa memang tidak akan bisa terlepas darinya.

"Dasar." gumam Algean, "Kalo Daf itu bukan gua, apa Lo yang bakal ninggalin gua setelah ketemu?"

Alessa terkekeh, "Seperti jawaban Lo, Daf itu sahabat yang gua sayang, tapi Lo lelaki yang gua cinta Ge."

Hati Algean menghangat. Sudah tidak bisa dielakan lagi, kebahagiaan nya itu terpusat pada Alessa.

"Jangan tinggalin gua lagi ya Ge." pinta Alessa.

Algean mengerjapkan matanya, sepertinya niatnya untuk menerima beasiswa itu Algean tolak.

Dia meneguk ludahnya, "Gua ngga bakal ninggalin Lo."

Di dalam pelukannya Alessa tersenyum bahagia, pertama karena dia sudah menemukan orang yang selama ini dia cari, kedua karena dia sudah tau jika orang yang dia cari adalah lelaki yang dia cintai.

Drtttt...

Drtttt...

Getaran ponsel itu mengundang perhatian keduanya, itu panggilan telvon berasal dari ponsel Alessa, dengan segera Alessa mengeluarkan nya dari saku roknya.

Dia melihat nama yang tertera dalam layarnya lalu melirik Algean.

"Angkat." perintah Algean yang sudah tau jika itu adalah panggilan dari Dania.

Alessa pun mengangkat lalu mendekatkan handphone nya ke telinga.

"Halo."

"Ha-halo. I-ini Bu Puji Alessa."

Suffering(COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang