Tangis Algean

10.9K 961 16
                                    

1 bulan berlalu.

Aris, Zela, dan Langit baru saja pulang dari pemakaman Dito. Saat dua hari sempat sakit akhirnya dia di kabarkan meninggal oleh dokter. Aris masih berduka karena kedua orang tuanya sudah menghadap sang Tuhan. Begitu juga Tania yang masih belum menerima jika Dito sudah tiada.

Sebelum pulang, Tania dan Agra yaitu suaminya sempat bertamu ke rumah Aris untuk melihat keponakan tersayang, Algean.

"Mas Aris," panggil Tania yang baru memasuki rumah Aris, dia melihat keluarga itu sedang duduk di ruang tengah.

"Apa?" jawab Aris.

"Dimana dia?" tanya Tania sengaja tidak menyebutkan namanya, pasti Aris pun sudah paham. Tania sempat bingung kenapa Algean tidak menghadiri acara pemakaman Dito tadi.

"Di kamarnya," ucap Aris seadanya.

"Kenapa dia tidak menghadiri acara pemakaman Papah tadi?" kata Tania, sedikit ada rasa curiga kepada kedua orang tua itu Aris dan Zela, karena tidak mungkin Algean sengaja tidak menghadiri acara pemakaman kakeknya.

"Aku kunci dia untuk tidak keluar kamar." sahut Aris dan membuat Tania juga Agra menganga terkejut.

"Gila kamu mas! Kenapa kamu kunci Algean di kamar, apa salah nya." bentak Tania.

"Papah kenapa kunci Daifan di kamar Pah? Langit kira dia tidak datang karena dia menghindari kalian." sahut Langit.

Aris bangkit menatap tajam Tania, "Aku tidak mau dia datang bersama ku untuk menghadiri acara pemakaman Papah!"

Tania dan Agra benar benar marah dengan ucapan Aris, dasar manusia biadab, "Mas Aris keterlaluan, apa mas lupa tentang pesan Papah untuk tidak menyiksa dan menyakiti nya." potong Agra kesal.

"Aku ingat tapi aku tidak bisa melakukan itu, karena setiap aku melihat Algean rasa benci di tubuh ku selalu tumbuh." jawab Aris enteng.

"Dimana kuncinya?" tanya Tania dingin.

"Mau apa kamu Tan?" jawab Zela ketus.

"Aku bilang dimana kuncinya?!" tanya Tania sekali lagi meninggikan suara, namun dia tidak kunjung mendapat jawaban dari pasangan suami istri itu.

Akhirnya Tania berlari menuju kamar Aris dan mengobrak abrik nakas dan meja di kamar kakaknya.

Mereka yang melihat itu langsung menyusul Tania, "Tania tidak sopan kamu!" bentak Zela namun tidak di hiraukan oleh sang empu.

Aris menghentikan tubuh Tania namun Agra segera mencegah kakak iparnya itu, "Lepas Agra!"

"Maaf mas untuk kali ini aku terpaksa kasar sama mas Aris." jawab Agra.

Sampai akhirnya Tania menemukan kunci itu lalu langsung berlari ke kamar Algean diikuti Langit dan Agra. Kedua lelaki itu membiarkan Tania masuk sendirian karena dia tau Algean tidak akan berbicara bila kebanyakan orang.

Dia membuka kamar Algean lalu masuk secara perlahan, "Algean," panggil Tania lirih. Kamar ponakan nya gelap walau suasana nya siang. Semua tirai tertutup dan lampu yang tidak Algean nyalakan.

Tania berjalan menuju tirai lalu membukanya mempersilahkan cahaya matahari masuk menerangi kamar remaja lelaki itu.

Dia melihat gundukan di atas ranjang yang di lapisi selimut tempat tidur. Tania tau itu tubuh Algean yang sedang meringkuk di atas ranjangnya, dia membuka selimut itu pada bagian kepala lalu menampilkan wajah tampan dan sayu ponakannya yang sedang terpejam.

"Al," panggilnya lagi sampai akhirnya Algean membuka matanya.

Manik coklat Algean menatap Tania, lalu dia mendudukan tubuhnya dan menyandarkan di kepala ranjang. Algean merapat kan matanya lalu mengatur nafasnya yang sesak, "Kenapa Tante kesini?" tanya Algean datar tanpa menatap Tania.

Suffering(COMPLETED)Where stories live. Discover now