Bertemu Lagi

8.8K 797 42
                                    

Algean baru turun dari tangga, namun suara sindiran Aris yang berada di meja makan menghentikan langkahnya.

"Dasar tidak sopan."

Langit yang menyaksikan akan terjadi percekcokan itu menghentikan acara makan nya dan menatap kesal Aris, "Pah jangan gitu."

"Biarkan Langit, anak itu memang tidak sopan. Ke orang yang lebih tua seharusnya menyapa ini malah nyelonong saja. Sia sia Papah membesarkan dia." sahut Zela yang berada di samping kursi Aris.

Algean menghela nafas, berusaha kuat menghadapi omongan pedas kedua orang tuanya. Dia tau jika semua yang dia lakukan itu selalu salah di mata mereka. Apa jika Algean menyapa mereka, lalu mereka akan balik menyapanya? Jika kalian mengira begitu, kalian salah.

Mereka tidak akan menghiraukan sapaan Algean, seperti saat pertama dia berada di rumah ini, ucapan Algean pun hanya dibalas bentakan oleh kedua orang itu.

Algean berusaha mengatur wajahnya setenang mungkin, dia berbalik menatap keduanya, "Kalo aku menyapa kalian apa kalian akan balik menyapa aku?"

Ucapan Algean yang Aris kira menantang itu langsung membuat emosinya memuncak, "Sudah berani menjawab kamu?!" bentak Aris. Kan salah lagi.

"Papah!"

"Langit diam dan habiskan makanan mu!" perintah Zela kepada anaknya.

"Aku bertanya, apa semua yang anu katakan membuat rasa benci Papah sama Mamah selalu terbit?" ucap Algean, ini adalah hal yang ingin dia katakan dari ratusan kalimat lain yang mengendap di pikiran nya, "Aku tau, aku itu... anak haram dan anak yang engga Mamah harapin, tapi aku juga gamau berada di posisi ini."

Zela jengah dan marah mendengar ucapan Algean lalu bangkit dan berjalan dengan tatapan nyalang ke Algean.

Plak

Panas, perih, sakit itu yang Algean rasakan ketika mendapat tamparan keras dari Zela. Bukan hanya fisik, batin nya juga ikut merasakan. Dia meremas saku celananya keras untuk menyalurkan rasa sakit di pipinya.

"Bukan hanya ucapan mu, bahkan dirimu pun kami membenci," ucap Zela penuh penekanan.

"Mamah udah Mah, jangan sakiti Daifan!" teriak Langit yang sudah tidak tahan melihat Algean mendapatkan kekerasan di depan nya.

Zela menengok ke arah Langit, "Langit diam!" perintah nya sambil menunjuk Langit, Dia kembali menatap Algean tajam.

"Salah aku apa Mah? Kenapa Mamah benci banget sama aku?" tanya Algean sambil berusaha menghentikan laju air mata nya yang sudah siap turun.

"Kamu tidak bersalah, tapi ayah mu yang bersalah. Jika melihat mu membuat saya selalu ingat akan kejadian buruk dan perbuatan biadab yang ayah mu lakukan." jawab Zela dingin.

Air mata Algean turun di depan Zela, namun tidak menumbuhkan rasa kasihan sedikit pun di hati wanita itu, "Tapi apakah aku ga pantes dapetin kasih sayang Mamah? aku sayang sama Mamah, aku pengin di peluk Mamah."

"ENGGA. KAMU GA AKAN PERNAH DAPATKAN ITU SEMUA! SAYA TIDAK INGIN DIREPOTKAN DENGAN BERSIMPATI PADA MU. KARENA DIA, LELAKI YANG BERSTATUS MENJADI AYAH MU ITU TELAH MEMBUAT TUBUH SAYA KOTOR. SAYA BENCI DIA DAN SAYA BENCI KAMU!" teriak nya di depan Algean, Zela menangis, wajah dan matanya memerah. Aris dan Langit mendekati keduanya.

Telinga Algean dibuat tuli jiwanya dibuat terkejut mendengar teriakan Zela. Tubuhnya lemas dan hatinya hancur.

"Zela kontrol emosi kamu, tubuhmu bisa sakit." ucap Aris yang merangkul tubuh istrinya, sedangkan Langit, dia berada di samping Algean.

Zela mendekati Algean dengan raut penuh kebencian lalu menarik kerah seragam yang anak itu kenakan, "KENAPA KAMU TIDAK MATI BERSAMA AYAH MU BOCAH, KENAPA KAMU HIDUP DAN TERUS MEMBUAT SAYA MENGINGAT AKAN KEJADIAN ITU! SAYA TIDAK MENGINGINKAN KAMU DAN SAYA INGIN KAMU MATI!" setelah itu Zela mendorong tubuh Algean kasar.

Suffering(COMPLETED)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon