Pelarian

4.3K 411 8
                                    

Koreksi kalo ada yang typo ya😊

Alessa berlari cepat keluar dari aula tempat dia mengikuti kompetisi Olimpiade Matematika dengan wajah berseri seri, di depan dia telah menemukan Algean yang sedang bersandar di pilar dengan Xavier dan Rain.

"Hai Ge," sapa Alessa sambil meringis.

Algean tersenyum tipis, "Selamat. Gua bangga sama Lo." ujarnya sambil mengelus puncak rambut Alessa.

Alessa benar benar bahagia, hampir setiap pertanyaan mampu dia jawab tadi, tidak sia sia dia belajar keras dengan Algean. Dan ya mereka langsung dinobatkan sebagai juara pertama kompetisi tersebut.

"Ekhem Ekhem." dehem Xavier membuat Algean dan Alessa menoleh.

"Karena kalian udah menang, bisa dong kalo traktir kita seblak." usul Xavier, langsung mendapat pukulan pelan dari Rain.

"Seblak seblak, pala Lo gua seblak sini. Kek betina aja kalo minta, minta traktir tuh semisal ehmmm," ucapan Rain terpotong karena mencoba berpikir makanan yang akan dia minta, "Rujak Cingur." lanjutnya sambil meringis ke Algean.

"Emang bener bener akhlak Lo harus di servis! Gua kira Lo bakal request yang lebih berbobot dari gua semisal cake atau pizza." kesal Xavier sambil melayangkan tangannya siap untuk memukul Rain.

Rain melindungi kepalanya dengan kedua tangan, "Ampun Vier, kan gua cuma kamu ngurangin beban dia, kalo kita beli cake mahal atuh."

"Gausah kaya orang susah bodoh, bapak ko pengusaha."

"Halah iya pengusaha, tapi nyatanya uang saku gua cuma diberi ceban doang."

Xavier melengus dada, tidak percaya bahwa selama ini Rain kekurangan uang jajan, "Pantes Lo selalu morotin gua."

Rain memanyunkan bibirnya berusaha menampakkan ekspresi sedih, "Maap." ujarnya sambil menunduk.

Seketika Xavier langsung terenyuh melihat wajah Rain, "Ututu sini bayi kingkong peluk pangeran sini." ujar Xavier sambil merentangkan tangan nya.

Rain menepis tangan Xavier, "Kingkong ndasmu." jawab Rain dengan wajah lempeng, "Lo sama gua juga big an Lo tolol."

"Yaudah bayi monyet."

"Ngga ah, ga elit!"

"Bayi platipus?"

"Gua gampar Lo Vier."

"Bayi... trenggiling?"

Plak

"Rainn!" pekik Xavier ketika Rain memukul punggungnya keras, bahkan suara pukulan itu sampai mengundang orang orang memperhatikan mereka.

Alessa yang melihat keduanya hanya tertawa, sedangkan Algean malah tersenyum tipis memperhatikan Alessa tertawa.

"Gausah jadi bestie gua lagi, gua gelay sama Lo!" kesal Rain lalu berjalan sambil mencak mencak menjauhi mereka.

"Wey anak konda, mau kemana Lo? Kunci mobilnya di gua!" teriak Xavier sambil tertawa, "Al gua tunggu di parkiran ya. Dadah sayangku." lanjutnya dengan bercanda membuat Algean bergidik ngeri.

Tawa Alessa berhenti, "Aduh kasian, pasti mereka masyarakat Pluto yang nyasar ke bumi." ujarnya sambil memegangi perut yang terasa sakit.

Setelahnya Alessa menengok ke arah Algean, dia tersentak ketika Algean sedang memperhatikan secara intens, senyum di bibir Alessa pun hilang diganti kecanggungan, "L-lo li-liatin apa Ge?" tanya Alessa tergagap.

"Cantik." ujar Algean.

"Hah?!" Alessa terkejut karena penuturan lelaki itu.

Sesaat Algean tersadar bahwa dia mengucapkan kata tanpa sadar karena terpesona dengan wajah Alessa, "E-engga apa apa. A-ayo balik." ujarnya malu, lalu berjalan mendahului Alessa.

Suffering(COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang