Langit Sakit

3.7K 372 15
                                    

Happy reading semua, terutama buat yang dari kemaren neror aku suruh up terus. Love you❤️😡

"Papah."

Aris menengok, namun tatapan matanya menajam saat seseorang yang memanggilnya adalah Algean.

"Ada apa?"

Algean menunduk, sejujurnya dia gugup dan takut bersamaan saat berada di posisi ini, "A-aku ingin berbicara dengan Papah."

"Tidak, saya sedang sibuk."

Algean langsung mendesah, niatnya untuk berbicara dengan Aris langsung menghilang.

Aris mengacuhkan Algean lalu kembali berjalan menuju luar rumah.

"Pah, jangan buat Bang Langit terlalu sibuk dengan pekerjaan kantor." ujar Algean membuat Aris kembali menghentikan langkahnya.

Dia berbalik melihat Algean sinis.

"Maaf Pah, a-aku cuma takut Bang Langit sakit."

"Tau apa kamu bocah?!" bentak Aris membuat Algean tersentak.

Algean menunduk, dia juga memejamkan matanya erat. Dia takut Aris akan marah besar kepadanya.

"Tidak perlu ikut campur Algean, kamu itu hanya anak kecil yang sok pintar. Langit itu sudah dewasa, sudah sepatutnya dia mulai sibuk dengan dunia kerja, saya orang tuanya, saya yang lebih memahami dia dari pada kamu, orang asing di keluarga ini!"

Kalian tau, Algean sedang mati mati an berusaha menahan air matanya, dia lelaki, dia harus menunjukkan di hadapan Aris jika dia kuat.

"Tatap saya! Berbicara menunduk seperti pengecut, memalukan." sarkas Aris.

Sontak Algean langsung menaikan pandangan nya, dia menatap Aris takut takut an.

"Jangan mentang mentang kamu menempati rumah saya, kamu seenaknya berbicara ini itu. Kamu itu cuma orang asing di keluarga ini Algean, cuma orang asing!" ucap Aris memberikan penekanan di akhir kalimat.

"A-aku anak Mamah, Pah."

"Tetapi kamu bukan anak saya!" bentak Aris.

Entah kenapa Aris langsung se marah ini, bahkan amarahnya hampir menyaingi Zela yang benci kepada Algean tidak ada batasan. Namun sejujurnya Aris hanya ingin melupakan ucapan adik pemerkosa istrinya, dia berusaha tidak percaya dengan ucapan waktu itu, dia tidak bisa menerima kebenaran itu. Dia percaya jika Algean bukan anaknya.

"Papah."

Keduanya saling menatap ke arah suara itu berasal, saat itu Langit berjalan kearah mereka dengan langkah pelan.

Aris dan Algean sama sama menatap Langit intens saat melihat wajah Langit sepucat mayat hidup.

"Langit wajahmu." ucap Aris.

"Bang..." gumam Algean.

Langit tiba tiba tersenyum membuat keduanya bingung, namun beberapa saat dia meringis seperti kesakitan walau berusaha menyembunyikan raut wajahnya.

"Bang Lo kenapa?" tanya Algean khawatir setengah mati, dia langsung mendekati Langit sedangkan Aris masih syok melihat wajah anaknya yang sepucat itu.

"Kalian berantem lagi ya?" tanya Langit lirih.

Aris tidak menjawab, dia masih terus memperhatikan Langit, sedangkan Algean dia menunduk.

Langit berjalan mendekati Aris, "Pah, Daifan mau nangis Pah. Liat matanya." ucapnya lalu menatap Algean, Algean menggeleng.

Suffering(COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang