Perebutan

3.2K 327 16
                                    

Up Dongg!!!

Maaf buat keterlambatan nya ya:)

"Akhh... sialan."

"Fredi!"

Fredi menengok ke seseorang yang memanggilnya. Orang itu berlari mendekati Fredi.

"Lo kenapa megangin perut gitu? Sakit?" tanya orang itu sedikit khawatir.

"Ya sakit lah bego Lo galiat muka gua mringis terus?"

Lawan bicara Fredi sedikit terkekeh.

"Ya Lo kenapa? Mau gua anter UKS?"

"Cuihh..." Fredi meludah kebawah, tidak peduli itu akan mengenai orang atau dianggap tidak sopan, Fredi itu sangat jijik sekali mendengar kata UKS. Dia tidak mau menganggap dirinya orang lemah karena menempati ruangan penuh obat obatan itu.

"Gua laper Ven, dari pagi belum makan gara gara bangun kesiangan, beliin makan di kantin sonoh."

"Pfttt..." Orang yang bernama Draven itu menahan tawa karena ucapan leader Atrakstor, "Anak Om Asgio kelaperan? Kok bisa? Atau Lo dibuang sama bonyok Lo ya?"

Duk

Fredi menendang betis Draven, "Matamu!" jawab Fredi galak.

"Sakit asu." umpat Draven.

"Beliin makanan sonoh." perintah Fredi.

Draven melihat ke kanan kiri, "Yang lain deh."

"Saha?! Siapa!?" tanyanya tak santai.

"Anak buah Lo banyak anjing."

"Gua pengin nya nyuruh Lo." ucapnya, dia melipat tangan di depan dada sambil tersenyum miring.

"Ta--"

"Eetss... jangan lupain kalo gua leader Atrakstor Draven."

Draven menatap sinis Fredi namun yang ditatap malah cengengesan. Memang diantara ratusan anggota Atrakstor, Draven lah yang paling dekat dengan Fredi sekaligus yang berani bicara cemplang cemplong dengan ketua geng besar itu.

Draven mengulurkan tangannya, "Duitnya mana?"

Fredi menghela nafas, lalu memberikan uang dari saku celananya.

"Eh! Apaan nih! Kok cuma ceban. Mau gua santet Lo ngasih gua yang segini buat beli di kantin sekolah yang super elite itu?" cerocos Draven saat menerima uang dari Fredi.

"Halah tinggal bilang Fredi yang beli nanti juga di kasih apa aja sama ibu kantin."

"Heh oon, ngutang Lo? Uang Lo aja masih banyak kok, ga kasian apa sama penjual di kantin kalo tiap hari di utangin terus sama Lo?"

Fredi menghela nafas, "Ya deh ya." dia merogoh saku nya lalu mengambil dompet dan mengeluarkan uang limapuluh ribuan satu.

"Sonoh, gua laper. Sisanya buat ongkos jalan Lo."

Draven meringis, "Nah gini kan cakep. Makin mengalir deh rejeki Lo Fred." setelah itu Draven berlari meninggalkan Fredi.

"Bacot banget."

Fredi menghela nafas lalu memutuskan berjalan dari tempat tadi menuju rooftop, urusan Draven yang membeli makanan, dia bisa chat kepada anak itu nanti.

KRINGGGG...

Langkah Fredi terhenti saat bel berbunyi, "Lah bel, kok bentar banget." gumamnya sambil melihat murid yang berlari masuk ke kelas masing masing.

"Bodoamat." putusnya lalu melanjutkan jalan.

Dia berjalan di koridor sepi sambil bersiul dengan memasukkan kedua tangannya ke saku celana.

Suffering(COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang