Derita Baru

11.1K 1K 20
                                    

8 tahun kemudian.

"Tolong anggap Algean sebagai anak kalian, biarkan dia ikut bersama mu. Papah sudah tua dan tidak bisa mengasuh dia lagi." ucap Dito dengan tubuh lemah yang terbaring di ranjangnya.

"Engga, aku sudah bahagia hidup dengan Langit dan Aris Pah. Aku tidak mau anak itu tinggal bersama ku." sangkal Zela cepat.

Dito memejamkan matanya sebentar, "Papah mohon, ini permintaan terakhir Papah. Kalian menghormati Papah kan?"

Aris tampak berpikir keras. Dia akan menjadi anak yang durhaka jika tidak mengabulkan permintaan terakhir dari Dito.

Zela menggeleng keras lalu meraih tangan Aris untuk menolak permintaan Papahnya, "Engga mas, biarkan saja anak itu tinggal dengan Tania dan suaminya. Aku tidak mau anak itu tinggal bersama kita." mohon Zela.

Aris diam tidak bisa menjawab permintaan keduanya.

"Ar, Papah tau ini sangat sulit tapi Papah mohon belajar lah untuk menerima dia. Algean tidak salah dan dia tidak patut untuk di benci. Jika bisa meminta kepada Tuhan, Algean juga tidak akan pernah mau untuk dilahirkan menjadi anak korban pemerkosaan." kata Dito sambil memohon menautkan kedua tangannya di depan dada.

Aris benar benar dibuat bingung, Algean bukan anaknya apakah dia pantas menerima anak itu di keluarganya?

"Papah mohon Ar, jangan benci dia."

"Baiklah aku akan bawa dia kerumah." putus Aris membuat Dito tersenyum

"Engga! Aku gamau hidup bersama dia!" bentak Zela sambil mendorong Aris.

Aris mendekati Zela dan memegang kedua pundaknya, "Zela dengerin aku, aku mohon ini permintaan Papah. Aku gabisa nolak ini, kamu harus ngertiin aku. Terima dia di keluarga kita ya."

Zela menangis lalu menggeleng, "Berat mas, Aku merasa diriku kotor saat melihat anak itu."

"Jangan pernah berpikir begitu, aku tidak pernah menyalahkan mu atas kejadian itu dulu. Aku memahami itu." ucap Aris, "Kita terima dia di rumah."

Zela meneguk ludahnya, "Baik aku akan terima dia di rumah tapi aku tidak akan menerima dia sebagai anak ku. Anak ku hanya Langit."

"Iya, anak kita cuma Langit." bisik Aris di telinga Zela.

Di luar kamar Dito, seorang lelaki tampan berpawakan tinggi dan gagah itu memukul dadanya yang terasa sesak, dia mendengar semua yang mereka katakan.

"Se menjijikan itu kah gua di mata mereka?" gumam Algean dengan mata tertutup berusaha menghentikan agar air matanya tidak jatuh, "Kalo boleh minta, gua juga gamau dilahirin jadi anak haram."

Sampai akhirnya dia turun dari lantai dua menuju luar rumah nya, namun di pelataran dia melihat seorang lelaki dewasa baru saja turun dari motor sportnya dengan bertubuh tinggi dan wajah tampan yang seperti nya lebih tua dari nya. Dia Langit, saudara Algean.

Langit menghentikan langkah nya saat ingin memasuki rumah Dito, dia menatap Algean lalu tersenyum sumringah, "Daifan," panggil Langit kepada Algean. Lelaki itu sengaja memanggil adiknya dengan sebutan 'Daifan' karena dia lebih suka memanggil adiknya dengan panggilan khusus yang dia mau sendiri. Memang 3 tahun belakangan Langit dan Algean sedikit dekat, mereka sering berkomunikasi bahkan Langit sering mengunjungi rumah Dito untuk bermain bersama Algean, lebih tepatnya Langit yang bermain sendiri karega Algean itu sangat susah bila di ajak ke sana sini.

Langit mendekati Algean lalu memeluknya erat, "Gua kangen sama adik gua ini,"

Algean tidak membalas pelukan Langit, "Gua bukan adik Lo dan lepasin gua."

Langit melepaskan pelukan mereka lalu menekuk wajahnya kesal, "Lo adik gua, kita lahir dari rahim yang sama Daifan."

Algean menghela nafas, sedikit sakit mengatakan hal ini, "Koreksi, kita lahir dari rahim yang sama tapi ayah yang berbeda. Lo anak yang diharapin sama orang tau Lo, dan gua anak yang ga pernah akan dianggep sama orang tua gua." ucap Algean datar.

Setelah itu dia menyingkir dari hadapan Langit yang masih menatap nya sendu. Algean menaiki motor sportnya yang terparkir di sisi motor Langit. Setelah menyalakan mesin motornya, dia melaju meninggalkan pekarangan rumah kakeknya.

Langit tersenyum miris menatap kepergian Algean, "Sampe kapan Lo nolak kalo gua kakak Lo Dai." monolog nya, "Gua ga peduli tentang masa lalu Lo, tentang asal usul Lo. Yang jelas gua sayang sama Lo sebagai adik gua." lanjutnya.

"Langit!" panggil Aris dari depan pintu rumah kakeknya.

Langit menoleh kebelakang lalu tersenyum, "Pah," sapa nya.Dia mendekati Aris lalu menyalami tangan Papahnya.

Aris melihat Langit yang masih membawa tas kuliah nya, "Kamu belum pulang ke rumah?"

Langit hanya meringis lalu menggeleng.

"Ayo kita masuk," ajak Aris, sebelum itu Langit menarik tangan Aris dan membawanya untuk duduk di kursi teras.

"Pah Langit mau tanya,"

Aris menaikan satu alisnya, "Tanya apa?"

Langit sempat berpikir sebentar bagaimana cara dia mengatakan hal yang harus dia katakan, "Ehmm soal Dai-"

"Dia akan tinggal bersama kita." potong Aris.

Sontak Langit melotot saking terkejutnya, hatinya sangat senang mengetahui adiknya akan tinggal bersamanya, "Serius Pah?!" tanya Langit semangat.

Aris hanya mengangguk tanpa menampilkan raut sebahagia putranya, memang apa yang membuat Aris senang?

"Yes aku bisa main basket sama dia!" ucap Langit kegirangan.

"Jangan dekati dia," kata Aris tiba tiba membuat Langit heran.

"Ke-kenapa?"

"Papah gamau kamu berinteraksi sama Algean."

Kening Langit mengerut mendengar hal itu lalu dia berdiri menatap kesal Ayahnya, "Loh Pah gabisa gitu dong."

Aris mendongak menatap Langit lalu ikut berdiri menyamai anaknya, "Turuti permintaan Papah, Langit. Kalo bukan karena permintaan kakek kamu, dia gabakal tinggal bareng kita."

Langit tertegun mendengar hal ini, dia kira Aris mengijinkan Algean tinggal bersama nya karena dia sudah menerima Algean di hidupnya namun dugaan nya salah, "Pahhh..."

"Jangan bantah Papah atau Papah akan pindahkan kamu ke Universitas Oxford dan memaksakan tingkat kepintaran mu." ancamnya membuat Langit bungkam, "Satu lagi, jangan pernah anggap dia adik mu. Dia itu orang lain di keluarga kita."

Langit melotot mendengar ucapan ayahnya. Kenapa dia harus lahir di keluarga yang mempunyai rasa benci terlalu tinggi.

Suffering(COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang