Kebodohan Berujung Masalah

5.5K 422 11
                                    

ADA KEBENARAN LAGI YANG BAKAL TERUNGKAP DI PART INI DONG.
MOGA PADA PAHAM YAA.

Happy Reading ❤️
Udah lama ngga ngucapin itu wkwk.

"Algean kita pergi dari sini ya. Kita tinggal di tempat lain ya sayang, Mamah takut mereka akan menyakiti mu lagi."

Zela tak hentinya memaksa Algean. Beginilah reaksi Zela saat Aris menceritakan lebih lanjut tentang sesuatu yang Algean alami dengan keluarga Asgio. Wanita itu begitu khawatir dan ketakutan bahkan saat memegang tangan Algean, tangan Zela terasa dingin dan terus gemetar.

Algean tersenyum, lalu mengusap air mata Zela yang terus mengalir di pipi wanita itu. Lihatlah bagaimana bahagia nya Algean saat harapan yang sudah tertahun tahun dia tunggu akhirnya terkabul. Ini adalah salah satu imajinasinya, saat Zela duduk di depannya dengan perlakuan lembut dan sangat menyenangkan, membayangkan bagaimana Zela mengkhawatirkan nya saat dia dalam bahaya, membayangkan jika Zela tidak ingin dirinya dalam bahaya, membayangkan jika Zela menyayanginya. Dan bayangan itu sekarang sudah terkabul. Betapa bahagianya Algean saat penantiannya selama ini sudah berakhir dan dirinya seolah langsung melupakan perlakuan orang tuanya dulu. Jika Dito masih hidup, pasti lelaki itu akan bahagia melihat Aris dan Zela telah mengakuinya.

Algean sudah cukup menangis haru melihat Zela dan Aris mau menerimanya. Keinginannya hadir secara tiba tiba dan masih membuatnya tidak menyangka jika ini benar benar terjadi.

Ternyata tidak sia sia dirinya meminta Toni mencocokkan DNA nya dengan Aris. Saat pertemuan pertama mereka di rumah sakit, kala itu Algean bukan meminta Toni agar membantunya mendonorkan ginjal untuk diberikan ke Langit atau menghentikan Aris yang berniat memberikan ginjalnya pada Langit namun Algean meminta Toni untuk membuktikan jika Algean adalah anak kandung Aris dengan bantuan tes DNA.

Toni yang tidak langsung percaya dengan ucapan Algean, namun akhirnya dia memutuskan untuk mengabulkan permintaan anak itu setelah Algean menceritakan bahwa ada seseorang yang ingin membunuhnya dan mengatakan jika Algean adalah anak kandung Aris. Mendengar itu Toni pun memutuskan bersedia membantu Algean dan mengambil stempel darah Aris dengan alasan untuk keperluan donor ginjal yang akan Aris lakukan untuk pencangkokan ginjal Langit.

"Mamah, ngga semudah itu buat lari dari masalah ini. Aku udah janji sama mereka buat ngorbanin diri aku demi kalian." ucap Algean dengan suara seraknya.

"Jangan gila bodoh! Lo ngerasa kalo nyawa Lo seolah hal yang sepele hah? Daifan, bukannya ini yang Lo harapin seumur hidup? Bahagia sama Mamah dan Papah, kenapa sekarang Lo malah pasrah buat mati!" Langit menyolot.

"Bang, gua orang yang punya pendirian, gua ngga mau di cap pembohong setelah buat perjanjian. Ayah kandung Fredi meninggal gara gara masa lalu gua, Papah, sama Mamah. Jadi disini yang emang harus mati gua bang." jawab Algean pelan, "Karena Lo juga masih butuh mereka buat kesembuhan penyakit Lo."

"Algean, jangan ucapin itu ya. Mamah tau kamu orang yang akan selalu menepati janji, tapi Mamah ngga bisa biarin ini terjadi." Zela memohon sambil mengusap pergelaran tangan Algean. Dia sempat menangis keras saat melihat banyak bekas luka di pergelangan Algean yang tidak lain karena dirinya, "Mamah belum siap buat kehilangan kamu. Mamah ingin menyayangimu Algean, Mamah ingin menebus dosa Mamah padamu."

Algean menghela nafas, "Mah, kalo aku bukan anak kandung Papah, apa Mamah tetep bisa nerima aku?"

Zela menghapus air matanya lalu mengangguk, "Mamah akan tetap menerimamu Algean. Mamah merasa menyesal sudah menyakiti mu. Mamah menyayangimu Algean, sayang menyayangimu."

Algean kembali tersenyum, "Aku percaya dari dulu Mamah emang sayang sama aku. Cuma keadaan masih belum ngedukung buat nerima aku sebagai anak Mamah."

Suffering(COMPLETED)Where stories live. Discover now