EMPAT BELAS

19.8K 1.4K 39
                                    

Komentar ya kalau ada typo, thanks 🕊

*

"Mas mau yang mana?" aku bertanya pada Mas Garin.

"Terserah, pilihin yang enak"

Hm..

Kami baru saja sampai di Bakso pak bujang. Dan sekarang aku malah bingung dengan saking banyaknya jenias bakso-baksoan. Mulai dari bakso bjasa yang kecil hingga berukuran yang jumbo. Dari yang dari daging sapi asli sampai dari jamur. Ada yang rasa original sampai dengan segala macam isian daging, cabai, keju dan banyak macamnya. Ditambah banyaknya isian selain bakso seperti gorengan, siomay,  tahu bakso dan segala macamnya.

Aku makin bingung saja. Kalau perutku muat, ingin aku makan semuanya. Mas Garin juga tidak memberi solusi. Dia hanya berdiri, menyuruh diriku untuk mengambil baksonya dan mengomel karena diriku yang sejak tadi belum juga memutuskan mau makan yang mana.

"Cepetan" gerutunya lagi. Dia juga tidak ada inisiatif untuk memilih baksonya sendiri dan malah mengalihkan tugas itu pada istrinya ini.

"Iya bentar, ini masih aku ambilin" akhirnya dengan paksaanya aku mengambil bakso mercon tujuanku,  bakso biasa dan semangkuk penuh bakso juga isian lainnya.

Sungguh. Aku kalap bakso hari ini.

"Mas, mau minum apa?" tanyaku lagi saat kami berpindah ke tempat memesan minuman, aku lihat menu dari minuman yang disediakan disini.

"Pesan terserah kamu" katanya yang berdiri saja mengikuti diriku.

"Es kelapa muda satu, es teh satu sama es susu satu" pesanku, terserah aku "itu aja"

Mas Garin membayar pesanan kami, embh, lebih seperti pesananku sendiri. Gini enaknya kalau keluar sama suami, dia yang bayarin.

"Mas bawain" pintaku padanya, kami memunggu minuman kami yang sebentar lagi jadi.

"Kamu aja" ia tak mau.

"Berat Mas, aku bawa minumnya" kusodorkan nampan dengan 3 mangkuk dari tanganku padanya.

Dia berdecak karena aku nyegir saat dia dengan terpaksa membawanya untuk kami.

"Terima kasih" kataku saat minuman pesanan kami jadi,  aku bawa nampan minuman dan mulai mencari tempat strategis untuk mulai mukbang, makan aja sih maksudku.

Aku berjalan ke lantai atas, Mas Garin hanya mengikutiku dari belakang. Dia nih ekorku apa, dari tadi diem ngikutin aku. Tapi ada bagusnya si Mas Suami diem. Aku bisa kehilangan mood kalau dengar dia ngoceh.

"Sini ya Mas?" tanyaku takut ia tidak suka meja yang kupilih.

"Dimana aja" katanya, mulai duduk duluan.

Kami duduk di lantai atas, dibagian dekat tembok yang lumayan sepi karena kebanyakan memilih di dekat kaca atau di balkon.

Aku menata pesanan kami dan mengesampingkan nampan tadi.

"Ini buat kamu" aku berikan semangkuk bakso biasa dan bakso mercon untukku "bentar!" aku menghentikannya yang mau menuang sambal ke mangkuknya "aku foto dulu, Mas"

"Ck, mau makan aja ribet" gerutunya.

"Mas" seru diriku saat Mas Suami menuangkan sambal di mangkuknya saat aku masih membuka smartphone-ku "Ish, tunggu bentar kek"

"Makan, jangan ribet" katanya mulai menyuapkan sebutir bakso kecil ke mulutnya dan mulai mengunyah.

Dengan sedikit kesal padanya. Sedikit, karena aku juga nggak bisa kesal terlalu lama padanya. Aku potong bakso mercon yang langsung keluar,  melumer ke luar isian merconnya. Humm.. Menggugah selera. Pasti rasanya akan pedas, sedikit manis dan gurih ditambah dengan bakso daging yang kenyal juga tetelan di dalamnya. Hum.... Nikmat mana yang mau aku dustakan.

My Troublesome Husband Where stories live. Discover now