L I M A

25.4K 2.1K 163
                                    

Suara gerbang rumah terbuka membuatku langsung beranjak membukakan pintu rumah. Mendapati mobil Mas Garin yang baru masuk ke dalam halaman rumah kami. Segera aku keluar rumah dan berjalan mendekati mobil Mas Garin. Bukan apa-apa, aku khawatir sekali kali ini karena sejak tadi siang Ken tidak bisa dihubungi. Bahkan tadi sore aku sampai menyusul ke sekolahnya untuk menanyakan apakah masih ada anak-anak yang sedang mengikuti ekstrakurikuler sekolah, mengingat ini hari Jum'at yang biasanya digunakan untuk melakukan kegiatan ekstrakurikuler. Dan aku tidak menemukan Ken disana. Mau menelpon teman-temannya pun tidak bisa, aku saja tidak punya nomer telepon mereka satu pun, hanya tahu nama dan orangnya. Dan yang makin membuat greget Mas Garin tidak bisa aku hubungi sejak sore hari. Aku cari ke restorannya pun katanya si Mas Suami sudah pergi sejak siang hari.

Ini bapak sama anak kok ya kompak kalau nggak ngasih kabar. Lupa kali kalau sudah punya istri dan Mama yang selalu menunggu di rumah.

"Mas, Ken-" kataku terpotong saat Mas Garin keluar dari dalam mobilnya bersamaan dengan Ken yang juga keluar dari pintu samping kemudi. Yang dicari-cari eh, pulang berdua.

"Mas?"

"Ken sama saya" katanya lalu berjalan masuk.

Aku tidak mengikutinya karena ingin tahu keadaan anakku itu. Dia berjalan ke arah yang sama dengan bapaknya. Masuk ke rumah yang pastinya akan berpapasan denganku.

"Ma" sapanya padaku.

"Mama kira kamu kemana" kataku lalu mengelus pundaknya seraya kami masuk mengikuti Mas Garin yang masuk terlebih dahulu.

"Tadi Papa yang jemput Ken di sekolah, Ma" katanya.

Aku melirik ke arah Mas Garin yang masih melepaskan sepatunya.

"Iya, handphone kamu kenapa? tadi Mama nggak bisa hubungin kamu" tanyaku menunggui dirinya yang tengah melepaskan sepatu sama kayak bapaknya.

"Handphone Ken baterainya habis Ma, lupa bawa power bank pula" jelasnya.

"Oh, bikin Mama khawatir aja" aku usap rambutnya yang sudah acak-acak ala anak jaman sekarang, biar kelihatan cakep katanya.

"Papa nggak bilang Ma?" aku menggeleng "tadi kita ketemuan sama Mama Kirani" lapornya padaku.

"Eh," aku sedikit terkejut.

Kirani adalah istri pertama Mas Garin, lebih tepatnya mantan istrinya, ibu kandung dari Ken, anak kesayanganku. Aku tidak pernah bertemu dengannya sejak hari pernikahan kami. Mas Garin juga jarang menceritakan tentang mantan istrinya itu padaku, yang aku tahu dari Mama-Mamanya Mas Garin, kalau Mbak Kirani itu sudah menikah lagi setelah bercerai dengan Mas Garin. Aku panggil dia Mbak, meski kami belum pernah bertemu. Kalau melihat Ken sebagai anaknya yang sudah sebesar ini pastinya Mbak Kirani lebih tua dariku, juga sebagai tanda hormat kalau dia juga pernah hadir di hidup Mas Garin sebelum aku.

Aku menoleh ke arah Mas Garin tapi dianya malah menoleh ke arah lain. Apa nih maksudnya.

"Pasti seneng nih ketemu Mamanya, kan, udah lama ya" aku menggoda Ken dengan sedikit gelitikan di perutnya. Anakku ini gak tahan geli, sama kayak bapaknya. Meskipun sedikit ada rasa khawatir di dalam hati.

"Ma" toa-nya padaku dan aku hentikan "udah ah, Ken mau mandi" anak itu melarikan diri dariku.

"Habis mandi langsung makan!" perintahku dengan suara yang ku keraskan agar sampai pada Ken yang sudah berlari ke arah tangga.

Dasar anak remaja.

"Ken udah makan Ma" teriaknya pula, ikut-ikutan aku, menggema di rumah kami. Eh, rumah Mas Garin.

My Troublesome Husband Where stories live. Discover now