LIMA BELAS

20.1K 1.5K 60
                                    

Komentar di tulisan yang typo ya :)

*

*

Aku lihat Bi Nar keluar dari pintu rumah dengan membawa payung ke arah mobil Mas Garin yang baru memasuki pelataran rumah. Bi Nar buru-buru datang menuju pintu kemudi, menyambut Mas Garin yang keluar pintu mobil dengan payung lainnya yang sudah terbuka. Mas Garin mengambilnya lalu berjalan ke arah pintuku. Aku membuka pintu saat Mas Garin sudah disana. Aku keluar pelan-pelan agar tidak kebasahan lagi. Dia merangkulkan tangannya ke pundakku untuk aku lebih mendekat padanya supaya aku tidak terkena cucuran air hujan lebih banyak. Kami berdua berjalan menuju teras rumah.

"Belum tidur Bi?" tanyaku pada Bi Nar yang menerima payung dari Mas Garin lalu menutupnya.

"Kebangun Bu denger hujan tadi" jawabnya sambil menerima jaketku basah tadi yang kuberikan padanya dengan sebungkus kerak telor yang kami belj tadi.

"Buat bi Nar sama pak Yon" aku beri tahu padanya "buatin kopi juga Bi biar anget" tambahku.

"Iya Bu"

Aku masuk diikuti Bi Nar dibelakangku. Mas Suami sudah masuk duluan meninggalkan istrinya yang kehujanan ini di teras rumah. Aku naik ke kamar kami. Dan kosong, sepertinya Mas Garin sedang di kamar mandi. Bagaimana sih, harusnya istrinya yang diduluin mandi, kan habis kehujanan malah dia pakai kamar mandinya lebih dulu. Ini istrinya sudah kedinginan loh Mas.

Aku matikan Air conditioner di kamar kami, karena menunggu Mas Garin dengan baju yang basah tapi tidak kuyup ini membuatku makin kedinginan. Aku memasukkan jaket Ken ke dalam keranjang pakaian kotor.

"Mas!" teriakku.

"Apa?" jawab Mas Garin dari dalam kamar mandi.

"Ayo cepetan dingin, nih, aku" kataku sambil menggedor-gedor pintu kamar mandi.

"Nggak saya kunci, saya lagi kebelet" kata Mas Garin dari dalam sana.

"Ih, nggak mau ya, bau tau!" teriakku di akhir kalimat. Masa aku disuruh masuk lalu melihat dirinya yang sedang buang air besar meskipun tempatnya memikili kaca penutup tapi sama saja nanti dia bisa melihat diriku mandi.

Akhirnya kuputuskan untuk menganti baju dulu. Aku melepaskan bajuku dan memasukkannya kedalam keranjang kotor. Aku ambil bathrobe milikku dan memakainya, setidaknya untuk mengurangi hawa dingin yang menyentuh kulitku.

"Khem" suara deheman Mas Garin membuat aku langsung mengikat tali bathrobe yang sudah menempel di tubuhku "katanya mandi"

"Ya kamu masih di dalam" jawabku mengambil handuk mandi "nggak mau ya aku terperangkap disana, bau!" lanjutku, menutup hidungku mengejeknya, melewati Mas Garin dan masuk ke dalam kamar mandi.

"Ribet" aku masih bisa mendengar suaranya sebelum pintu kamar mandi benar-benar tertutup.

Aku mandi dengan air hangat untuk meningkatkan suhu tubuhku dan merelaksasi tubuh yang habis kehujanan. Tak lupa aku juga keramas karena rambutku ikut basah. Sekitar 15 menit aku menyelesaikan mandi di malam-malam hujan.

Aku keluar kamar mandi dengan bathrobe dan handuk yang menutupi rambutku. Aku lihat pintu balkon terbuka, sepertinya Mas Garin ada di luar. Untuk apa sih Mas Suami hujan-hujan begini ada di luar, nanti kedinginan terus sakit siapa yang repot. Aku juga, istrinya yang repot. Apalagi kata Mama Mas Garin kalau sakit tuh ngerepotin. Namun untungnya selama pernikahan kami yang berjalan menuju 8 bulan ini aku belum pernah menemui Mas Garin yang sakit. Aku memakai pakaianku terlebih dahulu sebelum mengomeli Mas Suami yang ada di balkon.

My Troublesome Husband Where stories live. Discover now