'SEPULUH'

23.3K 1.6K 53
                                    

Keluarganya si Mas suami dan Mamud Gina 🐾

Keluarganya si Mas suami dan Mamud Gina 🐾

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

Kalau ada typo, komen ya

*

*

*

*

*

"Dasi kamu benerin Ken!"

"Iya Ma" katanya dengan mulut yang dikerucutkan, kesal dia karena aku gangguin main handphone-nya.

"Benerin Ma" pintanya padaku "ribet" komentarnya karena melihat dasinya sendiri yang masih tidak benar.

"Ih, masa Mama harus muter badan sih, baju Mama kusut nanti" tolakku padanya.

Aku sudah bersiap diri sejak pagi bahkan sebelum Mas Garin bangun. Jas wanita dan rok berwarna cream bergaris yang sudah satu paket, aku padukan dengan kemeja putih. Pakaian yang sudah aku siapkan sejak semalam. Masa harus kusut karena tubuhku yang harus memutar ke belakang.

"Pakai sendiri, cowok nggak bisa pakai dasi" sahut Mas Garin tetap fokus pada jalanan kota yang padat merapat pagi-pagi begini. Padahal ini bukan hari senin.

Kami bertiga ada di dalam mobil yang dikendarai Mas Garin. Pagi ini masih pukul setengah tujuh. Sekalian kami antar Ken ke sekolahnya. Tapi jalanan hari ini sedang macet. Mas Garin siap seperti biasa, tampan dengan Kemeja abu tua panjang tanpa jas juga tanpa dasi. Biasa saja. Ken, dengan seragamnya yang asik main handphone di kursi belakang.

Citt...

Mas Garin menghentikan laju mobilnya tepat di samping gerbang depan sekolah Ken. Anak laki-laki itu menyelempang tas sekolahnya ke bahu. Meraih tangan Mas Garin dan menciumnya, bergantian dengan tanganku. Berpamitan pada kami berdua.

"Pa, minta uang dong, nanti mau eskul sampek sore" pintanya sambil mengadahkan telapak tangan pada Papanya, Mas Garin.

Mas Garin, mengeluarkan dompetnya dan memberikan dua lembar uang kertas pada Ken. Ck, suka banget dia manjain anaknya.

Senyum anak itu mengembang saat dua lembar uang rupiah sudah ada di tangannya, "baik banget, Ken duluan Pa, Ma" serunya dengan wajah yang bersinar kegirangan. Kesenengan itu anak, uang jajannya nambah.

Dulu aku pernah datang ke sekolah Rizky waktu adikku itu masih di bangku SMP di kelas delapan. Saat aku masih menjadi mahasiswa semester empat. Bukan asal datang saja, tapi ada panggilan dari sekolah yang mengharuskan aku datang, karena anak yang baru masuk remaja saat itu sudah tidak masuk sekolah lebih dari lima hari, hampir seminggu. Lebih tepatnya bolos sekolah. Padahal Rizky selalu berangkat ke sekolah setiap hari dengan seragamnya. Lalu kemana dia memakai seragam tapi tidak ke sekolah. Anak itu asik memainkan game di salah satu warung internet di gang yang tak jauh dari sekolah. Sungguh. Itu alasannya aku menunggu Ken masuk dari depan sekolahnya.

My Troublesome Husband Kde žijí příběhy. Začni objevovat