ENAM PULUH ENAM

13K 1.4K 162
                                    

Ini out of topic, tapi barusan temen Ewel chat yoongi mau konser di Indo. Actually, Ewel nggak terlalu ngikutin dunia per kepop-an. Random aja mau pagi-pagi cerita ke kalian, wkwkwk. 🌼

Bantu in line typo-ku ya. Thanks.

*

*

*

*

*

"Kita langsung pulang aja ya, Mbak" pamitku pada Mbak Saras setelah kami keluar dari rumah Pak Lino.

"Langsung, Na?" Tanya Om Yanto padaku.

Aku beralih pada Om Yanto yang sudah duduk di dalam mobil, ia duduk di ambang pintu dan kursi mobil, satu kakinya masih di tanah.

"Iya, Om, udah malam juga, Ken di rumah sendiri, aku belum ketemu dia dari pagi" jelasku pada Om Yanto.

"Iya hati-hati" kata Om Yanto, mengelus kepalaku saat aku menyalimi tangannya.

"Om" Mas Garin ikut menyalimi Om Yanto setelah diriku.

"Hati-hati nyetirnya" nasihat Om Yanto pada suamiku.

"Iya, Om." 

"Tante, Gina langsung pulang" pamitku berganti pada Tante Tantri, memeluknya dan mencium pipinya kiri-kanannya.

"Iya, hati-hati" katanya setelah melepas pelukan kami, menyulurkan tangannya untuk aku cium.

Lalu, diganti dengan Mas Garin yang melakukan pamitan dengan Tante Tantri.

Kami baru saja selesai dengan acara temu keluarga antara calon pengantin perempuan yaitu Mbak Saras dan keluarga calon pengantin laki-laki the one and only Pak Lino. Acaranya jadi terlaksana malam hari. Di rumah Pak Lino. Kami berangkat dengan mobil masing-masing, terutama aku dan Mas Garin yang langsung gas ke rumah Pak Lino tanpa mampir ke Mbak Saras dulu untuk mepersingkat waktu.

Mereka juga sudah menentukan tanggal akad nikah juga tanggal resepsi pernikahan. Kira-kira terjadi 4 sampai 5 bulan lagi. Tidak hanya sesuai dengan perhitungan tanggal lahir dan apapaun itu, juga disesuaikan dengan jadwal kedua calon pengantin. Mengingat Mbak Saras juga cukup padat pada bulan-bulan ini.

Kemudian berpelukan dengan calon pengantin tercantik "balik dulu ya, Mbak" mencium pipi kanan-kiri adalah hal yang tidak terlupakan.

"Iya, Nyonya Garin" godanya padaku.

"Iri, cepetan mangkanya, biar bisa dipanggil Nyonya Lino" godaku balik.

"Rin, ini istri Lo bawa pulang" katanya, menyuruh suamiku.

"Duluan Sar" balas Mas Garin dari belakangku tanpa ada niat menggoda balik Mbak Saras.

"Nurut banget sama Mbak Saras" kataku pada Mas Garin yang berjalan di sampingku.

"Dilihat kalau jalan" serunya dengan tangannya yang memegangi lenganku agar perjalananku tidak terganggu karena krikil kecil yang memenuhi halaman tempat kami parkir mobil.

"Iya" kami berjalan ke Pak Lino yang berdiri menunggu rombongan keluarga Mbak Saras pulang dengan tangan Mas Garin yang tetap memegang lenganku. Sedikit membantu karena aku memakai rok hitam bermodel lilit dengan heels coklat yang senada dengan blouse yang kupakai.

"Sini" Mas Garin mengganti posisi tanganku menjadi merangkul lengannya agar aku lebih nyaman.

"Hm."

"Pasangan ini lengket terus" celoteh Pak Lino saat kami sudah dekat dengannya.

"Udah sah, jadi terserah kita, iri bilang" balasku padanya.

My Troublesome Husband Where stories live. Discover now