DANADYAKSA | 02

35.6K 3.6K 77
                                    

"Aksa udah ada ngabarin lo belom?" tanya Mingmei. Saat ini mereka tengah duduk di gazebo sekolah, sembari belajar untuk ulangan harian di jam berikutnya.

"Belom ada." jawab Alsava meminum jus jeruk yang ada di sampingnya.

"Yakin banget lo kalo dia bakal ganti kacamata lo?"

"Nggak begitu yakin. Tapi kalo dia nggak ganti kacamata gue, temenin gue buat ke kelasnya Levi nanti." ujar Alsava santai.

"Dih! Enak aja. Ngeri banget gue ke kelasnya Levi."

Alsava menggeplak kepala Mingmei dengan buku paket di tangannya, "Nggak friend kita!"

"Emang sejak kapan kita temenan?"

"Kesal sekali." kesal Alsava mencebikkan bibirnya.

"Aneh-aneh, sih, lo. Emang lo nggak punya kacamata cadangan atau softlens gitu?" tanya Mingmei.

"Kalo kacamata ada, tapi minus-nya udah nggak cocok, yang ada nanti kepala gue malah pusing,"

"Kalo softlens?" tanya Mingmei.

"K-kalo softlens.. gue lupa naroh dimana,"

Mingmei mendengus pelan, "Kok ada ya orang pelupa modelan kayak lo jadi juara kelas?"

"Kekuatan otak Alsava emang nggak bisa diragukan." ujar Alsava mengibaskan rambutnya membuat Mingmei menatapnya jengah.

"Va,"

Panggilan itu membuat Alsava dan Mingmei menoleh. Disana terlihat Aksa yang baru saja datang dan duduk di tepi gazebo.

"Gimana?" tanya Alsava.

"Gimana apanya?" tanya Aksa lola.

"Kacamata. Mana?"

"Gue dateng kesini emang mau ngebahas soal kacamata. Tapi ngomongnya cuman berdua." ucap Aksa melirik Mingmei.

"Nggak usah ngeliatin gue kayak gitu lo. Tinggal nyuruh gue pergi aja susah banget." ketus Mingmei.

"Ya kan gue nggak enak ati." jawab Aksa cengengesan.

"Yaudah gue pergi dulu, jangan lo macem-macemin si Alsava." ucap Mingmei beranjak pergi.

"Putih banget warna kulitnya." gumam Aksa memperhatikan Mingmei yang mulai menjauh.

"Seputih susu. Timpang banget pas gue jalan sama dia." jawab Alsava yang mendengar gumaman Aksa.

"Apalagi gue." ujar Aksa melihat lengannya.

"Udah, mana kacamata gue?" tanya Alsava.

Aksa melihat sekitar, gazebo ini terletak di antara lapangan menuju kantin yang ramai siswa berseliweran. Ia akan menjadi perhatian ketika duduk berdua dengan Alsava disini. Diperhatikan dengan segala bisikan dan lirikan sinis. Ia tau, banyak siswa yang tak suka dengan dirinya.

"Ngomongnya jangan disini." ujar Aksa berdiri dan beranjak pergi dari sana yang diikuti Alsava.

"Gue gantiin kacamata lo bentuk uang aja, oke? Soalnya gue nggak tau lo minus berapa." Aksa menatap Alsava yang berjalan sejajar di sampingnya.

Alsava mengangguk, "Yang penting keganti."

"Satu lagi, Va-"

"Bentar!" potong Alsava cepat. Ia berhenti berjalan yang membuat Aksa juga ikut berhenti, "Lo tau nama gue darimana? Apa jangan-jangan..,"

Aksa berdecak malas melihat Alsava yang menutup mulutnya dengan ekspresi terkejut, "Emang siapa yang nggak kenal sama lo?! Hampir tiap Senin lo maju ke depan buat nerima piala."

DANADYAKSAWhere stories live. Discover now