DANADYAKSA | 13

24.4K 3K 95
                                    


Selesai upacara Aksa dipanggil oleh guru olahraganya-- Pak Dimas yang ternyata berada di lapangan. Dengan segera ia pergi menemui Pak Dimas. Di sana sudah ada Ghani-- partner bulu tangkisnya setiap ada perlombaan. Ya, Aksa dipanggil untuk mengikuti turnamen tahunan.

Ghani termasuk laki-laki yang diidam-idamkan oleh kaum hawa di sekolah ini. Karena paras dan wajahnya tentu. Apalagi dengan bakatnya.

"Turanamennya dimulai tiga minggu lagi. Saya harap kalian melakukan yang terbaik," ucap guru muda itu.

"Itu mah santai aja, Pak. Gampang!" seru Ghani. "Apalagi kalo sama Aksa."

"Iya nggak, Sa?" tanya Ghani menaikturunkan alisnya.

"Apanya?" tanya Aksa bingung.

"Jangan terlalu menggampangkan hal yang terlihat gampang, kamu, Ghani," ucap Pak Dimas.

"Iya, oke, Pak. Udah, nih? Saya balik kelas, ya?" tanya Ghani.

"Bentar. Isi formulir data diri dulu," ucap Pak Dimas. "Tunggu, tadi saya suruh anak OSIS ambilkan."

Aksa dapat melihat Alsava dengan jas OSIS kebanggaannya menuju ke tempat mereka dengan membawa kertas di tangannya.

"Ini, Pak. Maaf lama," ucap Alsava menyerahkan kertas itu kepada Pak Dimas.

"Kamu bawa bolpoin, nggak, Alsava?" tanya Pak Dimas.

"Oh, ada, Pak. Saya bawa satu." balasnya menunjukkan bolpoin di tangannya.

"Dipinjem dulu, ya, Alsava. Nih, gantian ngisinya. Nanti serahin ke Alsava aja. Saya laper, mau sarapan. Dari pagi belum sarapan." tutur Pak Dimas menyerahkan kertas folmulir dan satu bolpoin itu kepada Ghani. Lalu beliau pergi.

"Gue duluan, Sa. Gue mau cepet-cepet ke kelas soalnya," ujar Ghani. "Ini ada tatakan nggak, sih, anjir!"

"Ini." sahut Alsava memberikan buku tulisnya yang sejak tadi ia bawa kepada Ghani.

Ghani dengan cepat mengisi formulir data diri tersebut. Lalu setelah selesai ia menyerahkannya kepada Alsava.

"Gue pergi duluan, Sa," pamit Ghani yang diangguki Aksa.

Kemudian Aksa duduk di sana dan mengisi formulir data diri tersebut.

"Lo bisa bulu tangkis, ya?" tanya Alsava tiba-tiba. Ia duduk di samping Aksa.

"Kagak. Gue nggak bisa bulu tangkis," jawab Aksa dengan tangan masih sibuk mengisi formulir tersebut.

"Tapi kok lo diajak turnamen?" tanya Alsava bingung.

"Ya lo mikir, lah. Mana mungkin gue diajak beginian kalo nggak bisa," jawab Aksa.

"Iya, ya. Emang lo jago?" tanya Alsava, lagi.

"Nggak jago. Tapi tahun kemaren gue nyumbang tiga piala buat sekolah," ujar Aksa. "Eh, gue sama Ghani," ralat Aksa.

"Berarti lo jago, dong?"

"Jago, lah."

"Lo sering diajak lomba beginian?"

"Sering."

"Tapi kok gue nggak pernah tau pas lo ikut turnamen bulu tangkis?" tanya Alsava.

"Lo nggak ngeperhatiin. Makanya nggak tau."

"Biasanya yang ikut lomba lomba kayak gini terkenal, deh. Kok lo enggak?"

"Ya emang enggak."

"Biasanya juga gue kenal orang-orang yang sering diajak lomba gini, meskipun cuman sekedar nama. Tapi kok gue nggak kenal lo, ya? Kalo bukan gara-gara kacamata mana tau gue sama lo," ujar Alsava heran.

DANADYAKSAWhere stories live. Discover now