DANADYAKSA | 55

24.6K 2.6K 766
                                    

Halo haloo! Maaf telat update, tapi ini panjang kok.

Oh iya,

Feeling aku nggak enak banget kalo Dandyaksa terbit dalam waktu dekat ini. Nggak tau deh, gelisah gitu.

Jadi aku putuskan buat nggak dulu, mungkin nanti aja. Toh aku juga lebih nyaman nulis di wattpad meskipun nggak dibayar.

Kalian cukup nikmatin cerita ini di wattpad (untuk sekarang) tapi selalu dukung aku, ya?

Dah, gitu aja.

Sesekali tembusin 500 komen sabi lah😏👍🏻

Happy reading flow💐

****

Setelah seminggu ujian semester dan berjauhan dengan Alsava, Aksa akhirnya bisa bernapas lega karena ujian semester telah selesai.

Selama seminggu itu Aksa sama sekali tidak berhubungan atau menyapa Alsava. Hanya memperhatikan dari jauh. Saat gadis itu masuk ke kelas untuk ujian, membuka-buka buku sebelum beberapa menit masuk ruang ujian dan yang lain.

Aksa kira hal itu akan mudah karena hanya seminggu, tapi ternyata sulit. Seminggu rasanya setahun. Apalagi Alsava yang tidak membalas senyumannya padahal tahu Aksa memperhatikannya diam-diam.

Hati Aksa cukup sakit karenanya.

"AKSAA!"

Alsava berteriak dan berlarian menuju Aksa dengan senyum lebar. Gadis berkacamata itu hampir terperosok jika saja Aksa tidak menahan tubuhnya.

Hari terakhir ujian ini pulang lebih awal karena mata pelajaran hanya satu.

"Hati-hati, Al," ucap Aksa mengusap lengan Alsava.

Senyum manis tak pernah pudar dari wajah Alsava, "Seneng banget ujian semesternya udah selesai. Jadi nggak banyak pikiran lagi deh."

"Iya. Sibuk banget ya seminggu ini," ucap Aksa menyindir.

"Utututu," Alsava menguyel-nguyel pipi Aksa gemas.

"Bunda bilang kalo nilainya turun nggak usah pacaran-pacaran, gitu. Gue takut nilainya turun, terus kalo dipaksa putus gimana?"

"Iya, ngerti."

"Jangan ngambek gitu, dongg."

"Nggak."

"Tapi kok wajahnya masih gitu?" tanya Alsava.

Aksa memalingkan wajah, "Seenggaknya kalo disenyumin itu ya senyumin balik. Bukannya melengos gitu aja."

"Iya, Aksa. Maaf, ya?"

Aksa menghela nafas, ia harus mengerti jika pacarnya ini berambisi besar pada nilai akademik.

"Aksaaa," Alsava menggoyangkan lengan Aksa. "Lo nggak nyaman ya kalo gue kayak gini?"

Aksa menatap mata Alsava, lalu menggeleng, "Enggak, Al. Gue nyaman kok. Cuma kangen dikitt."

"Bisa kangen juga ya lo," ujar Alsava memukul dada bidang Aksa bercanda.

"Emangnya lo nggak kangen?"

"Enggak."

Aksa berdecak kesal karena jawaban gadisnya, "Dahlah."

Gadis berkacamata itu terbahak karena Aksa yang terlihat seperti anak kecil merajuk, "Bercandaa, Saaa. Gue kangen banget banget malah."

"Omong doang," ucap Aksa.

"Beneran! Gue tiap hari nulis di buku diary tentang lo, sempet gambar juga. Mau ngehubungin, tapi takut kedistract."

DANADYAKSAWhere stories live. Discover now