DANADYAKSA | 56 + CAST

37.7K 2.9K 1.6K
                                    

Seperti yang sudah direncanakan, semuanya berkumpul di rumah Mada. Mamanya Mada sudah heboh menyiapkan apa saja yang akan dibawa anaknya, memastikan tidak ada yang tertinggal. Dasar anak Mama.

Levi yang paling awal datang ke sini, pagi-pagi buta. Karena ingin menyerang makanan yang disiapkan oleh Mamanya Mada. Cowok itu bahkan membuat gugup Ruby sebab pagi-pagi sekali sudah menjemputnya.

Namun yang membuat salah fokus adalah, Akbar datang dengan gadis berambut cokelat terang yang mengenakan dress selutut bermotif bunga daisy juga slinbag putih.

Jalannya pelan, matanya memandangi kanan kiri dengan senyum kagum. Seakan ia baru pertama kali melihat seperti ini.

"Ini.. Rea, Bar?" tanya Bastian dengan tatapan terpana pada gadis putih itu. Benar-benar cantik! Cantiknya diluar nalar.

"Katanya lo nggak akan bawa pacar lo," ucap Mada merajuk. "Gue udah beliin topi octopus sekardus padahal."

"Ya emang," balas Akbar cuek.

Levi yang baru kembali dari dapur mengambil air langsung berhenti berjalan dengan mulut melongo. Memandangi gadis di samping Akbar yang menebarkan senyum manis. Heh?! Kok ada cewek secantik ini?!

"Pacar lo cakep bener buset," ucap Levi menghampiri mereka.

"Bukan pacar," balas Akbar. "Jangan deket-deket."

"Bukan pacarnya tapi posesif banget," cibir Bastian ketika melihat Akbar menepis tangan Levi saat Levi ingin berjabat tangan gadis itu.

"Dia adek gue. Nggak ada temen di rumah, jadi gue ajak," ujar Akbar mengklarifikasi.

"Sejak kapan lo punya adek? Kok gue nggak tau?" tanya Bastian.

Akbar memutar bola matanya malas, enggan menjawab pertanyaan Bastian yang menurutnya tidak penting.

"Emang lo siapa harus tau semuanya?" tanya Akbar menusuk.

Bastian menegang dadanya seperti seseorang yang tersakiti. Mendramatisir keadaan, "Tega lo, Bar!"

"Kabar-kabar lah kalo punya adek secakep ini," sahut Mada yang semula masam menjadi cerah.

"Jangan deket-deket," peringat Akbar.

"Haloo," gadis itu menyapa, melambaikan tangan kecil.

"Namaku Joselyn Nazareth," ucapnya tersenyum manis.

Mereka semakin terkagum mendengar perkenalan Joselyn yang terdengar formal dan kaku. Seperti tipikal orang kaya yang baru melihat kehidupan rakyat jelata.

🙏🏻

"Kamu bisa panggil aku Elyn atau Jose," sambungnya dengan senyum yang tak pudar sama sekali dari wajah cantiknya.

"Panggil Elyn, jangan panggil Jose," sahut Akbar.

"Dia kelas berapa, Bar?" tanya Aksa berbisik.

"Sembilan."

"Jangan lo modusin," ujar Akbar pada Levi yang sudah bersiap mengeluarkan semua jurusnya.

"Aelah, gue cuma mau kenalan doang," balas Levi.

"Hai, gue Levi Fenrizon. Bisa panggil Levi, atau sayang juga boleh," ujar buaya darat pinggir kali tersebut. Lagi-lagi tangannya ditepis Akbar saat ingin berjabat tangan dengan Joselyn.

"Halo, Kak Levi. Senang kenalan sama kamu," balas gadis itu lembut.

Ruby di belakang menatap dengan cemberut. Jika berbicara dengan gadis lain saja lembut. Tapi jika berbicara dengannya? Nadanya tinggi dan judes.

DANADYAKSAWhere stories live. Discover now