DANADYAKSA | 44

22.5K 2.5K 143
                                    


Esoknya, Levi, Akbar, Mada dan juga Aksa menemui Bastian untuk mengetahui kondisi temannya itu. Karena kemarin Mada bilang kondisi Bastian belum bisa untuk ditemui, mungkin sekarang sudah membaik.

Levi sudah siap dengan berbagai makanan di tangan kanan dan kirinya. Sedangkan Akbar, sudah siap dengan boneka octopus miliknya. Tidak nanggung-nanggung, ada 5 boneka untuk masing-masing temannya. Sengaja membawa boneka sebanyak itu agar tak ada yang mengganggunya dengan meminjam boneka octopusnga. Terutama Levi.

Sesampainya di apartemen Bastian, Levi masuk dengan rusuh.

"WOY! BASTIAN!"

Teriakan melengking itu berasal dari Levi. Bastian yang membaringkan tubuhnya sambil memejamkan mata sampai mengusap kupingnya.

"Diapain lo sama bokap lo yang sinting itu?!" tanya Levi. "Ya Allah, Bas! Badan lo sampe kurus kering gini."

Levi mengangkat lengan Bastian dan menggelengkan kepalanya sok sedih.

Kondisi Bastian memang sedikit memprihatinkan. Tangan dan kepalanya diperban. Sudah pasti terluka parah. Dan di sudut bibirnya, masih memar.

Bastian menghempaskan tangan Levi dan memukul wajah temannya itu dengan bantal di sampingnya, "Tai lo!"

Levi menyatukan alisnya cemberut, "Buta mata lo? Gue manusia ganteng gini lo katain tai?"

"Wujud lo doang yang manusia. Selebihnya kayak tai," maki Bastian lagi.

"Gimana kondisi lo, Bas?" tanya Aksa duduk di sofa bersama yang lain.

"Lebih baik dari kemaren," jawab Bastian.

"Cewek lo? Nggak ke sini?" Mada celingukan mencari Myesha yang tak terlihat sejak mereka datang.

"Tadi katanya laper. Kalo nggak di dapur ya nyari makan," balas Bastian. Ia tak bisa banyak bicara, bibirnya masih perih.

"Buset, Bar." Bastian menatap Akbar aneh.

"Lo ngapain bawa boneka segitu banyak anjir?" tanyanya heran.

"Terserah gue," jawab Akbar memeluk boneka-boneka miliknya.

"Akbar kesurupan octopus," sahut Aksa yang langsung ditatap tajam oleh Akbar.

"Lagian, aneh banget, jenguk orang sakit kok malah bawa boneka," ujar Aksa membela diri.

"Gue doain lo cepet sadar deh, Bar. Kalo nggak sadar, octopus lo gue bakar," ucap Mada yang duduk di samping Akbar. Karena ucapannya itu, ia dihadiahi tempelengan kuat di kepalanya oleh sang raja octopus.

Mada mengusap dadanya penuh sabar, "Gue mulu yang kena, anjing."

"Nggak papa, Mad. Sekali-kali teriak, JANCOK, gitu," ucap Levi memberikan saran.

Mada menggoyangkan jari telunjuknya ke kanan dan ke kiri sambil menggelengkan kepalanya, "Kata kasar itu tidak cocok untuk makhluk yang imut dan lemah lembut sepertiku."

Bastian, Levi dan Aksa memasang raut wajah ingin muntah mendengar ucapan Mada. Sedangkan Mada tertawa keras. Geli juga dengan omongannya sendiri.

"Kenapa lo bisa kayak gini, Bas?" tanya Mada setelah tawanya mereda. "Bapak lo berulah apa lagi?"

"Ya gitu," balas Bastian ogah-ogahan. "Orang gila emang kayak gitu. Nggak usah dipeduliin."

"Awalnya nggak mau meduliin, tapi kondisi lo sampe separah ini," tutur Aksa lalu meringis melihat keadaan Bastian.

"Nggak diapa-apain. Cuma maki-maki gue aja kemarin," jawab Bastian.

"Luka lo?" tanya Levi.

"Biasa, kumat lagi," jawab Bastian.

DANADYAKSAWhere stories live. Discover now