DANADYAKSA | 28

21.4K 2.6K 129
                                    


Doa Bastian seperti terkabul. Esoknya, Akbar datang ke sekolah dengan seragam yang kotor dan bau. Setelah ditanya, ternyata Akbar nyungsep ke got karena menghindari barisan bebek yang akan menyebrang jalan. Rantai sepeda motornya sampai putus dan sekarang berada di bengkel. Ia nebeng Mada untuk melanjutkan perjalanan. Tentu, ditertawakan dulu oleh Mada.

Bastian sejak tadi tak berhenti menertawakan Akbar yang sudah seperti anak ayam.

"Berenti ketawa," ujar Akbar pada Bastian. Tas milik cowok itu masih tesampir di punggungnya.

"MUKA LO CEMONG SEMUA ANJIR!" Bastian kembali tertawa sampai memegang perutnya yang sudah keram.

"MAKANYA JANGAN MACEM-MACEM SAMA BAGINDA BASTIAN! KUALAT KAN LO!"

"Terserah gue."

"Ih! Akbar bau ih!" Levi menutup hidungnya, ikut-ikutan meledek Akbar.

"Bau got, ya, Kak," balas Bastian menjauhi Akbar yang alisnya sudah bertempur menahan emosi.

"Diem."

"Kalo gue nggak mau diem gimana? Gimana? Gimana?" Bastian semakin meledek.

"Gue buang ke got."

Bastian bergerak mundur menjauhi Akbar dan bergidik ngeri. Masalahnya, Akbar tak pernah main-main dengan ucapannya. Ia pernah mengatakan akan membuang kunci mobil Mada jika Mada tak berhenti mengusilinya, tapi Mada tak mempedulikan ucapan Akbar. Tapi ternyata Akbar tak bercanda dengan apa yang ia katakan. Cowok itu menyaut kunci mobil Mada yang ada di meja dan membuangnya ke semak-semak. Untungnya ketemu, meskipun Mada harus pulang waktu maghrib karena mencari kunci mobilnya.

"Beliin gue seragam sama tas," ujar Akbar meletakkan kartu ATM-nya di depan Levi.

"Lo kira gue babu lo?" ujar Levi tak terima.

"Ngebantah?" tanya Akbar dengan nada rendah.

"OH ENGGAK, KOK! Enggak, enggak ngebantah. Ini mau berangkat." Levi langsung cepat berdiri. Setan sekali ketika Akbar mengatakan itu tadi

"Sekalian sama parfum," imbuh Akbar.

"Ngelunjak banget," gumam Levi. Wajahnya sudah tertekuk kesal.

"Ngomong apa?" tanya Akbar.

"ENGGAK! NGGAK NGOMONG APA-APA!" panik Levi. "Tapi begini, Ndoro. Bagaimana ikalau sahaya terlambat kembali ke sekolah? Waktu masuk sudah sebentar lagi."

"Urusan lo."

Wajah Levi semakin tertekuk mendengar jawaban dari Akbar. Sangat jauh dari yang ia bayangkan.

"Ayo temenin gue, Bas. Entar gue jajanin sampe kenyang," ucap Levi menggelandang tangan Bastian.

"Beneran, nggak, nih?"

"Bener, santai aja," balas Levi.

"Bar, gue buat jajan boleh, nggak?" tanya Levi menunjuk kartu di tangannya.

"Boleh."

"SIAP, NDORO!" Levi langsung bergegas pergi setelah mendapat jawaban dari Akbar yang menaikkan moodnya.

"SAYANG, DEH, SAMA AKBAR! BYE SEMUA! MWAHHH!" Bastian memberikan ciuman jarak jauh lalu pergi menyusul Levi dengan senyum yang merekah lebar.

Akbar duduk di samping Mada yang sejak tadi hanya diam. Tak ada yang memulai pembicaraan di antara mereka.

"Bau banget. Baunya siapa, sih, ini?" Mada mengibaskan tangannya di depan hidung.

Akbar menatap Mada malas. Ia melepas tas di punggungnya lalu menaruhnya di pangkuan Mada.

"AKBAR ASU!" Mada refleks berdiri dan menendang tas Akbar yang sangat kotor dan bau itu. Akbar terkekeh pelan karenanya.

DANADYAKSAWhere stories live. Discover now