DANADYAKSA 58

13.4K 1.4K 221
                                    

Haii flow, apa kabss. Kemarin ngilang lagi padahal baru update 1 part wkwkwk. Tenanggg, aku bawa part baru yang panjang dan asik bingitt.

Ada scene Levi Ruby juga lohh yang bikin gregett!

Soooo selamat membaca flow ku sayangg💐🌻

*****

Mereka memutuskan untuk ke pantai sore saja, sekalian menikmati sunset. Dan pantai yang akan dikunjungi sepertinya tidak jadi di pantai Kuta, namun di pantai Nusa Dua. Jam delapan atau sembilan pagi rencananya mereka akan mengunjungi air terjun Tegenungan karena cuaca hari ini sangat cerah dan malamnya akan kulineran. Seperti permintaan Myesha.

Pagi pagi sekali Aksa mengajak Alsava jalan-jalan untuk sekedar menghirup udara segar di pagi hari. Sebenarnya Fadil sudah diajak, namun tak mau. Anak itu selalu mengintili Akbar dari kemarin. Entahlah, Fadil sangat suka dengan Akbar. Mungkin karena cowok pendiam itu banyak menyimpan printilan octopus.

Di sepanjang jalan, Mia tak berhenti mengagumi keindahan Bali. Entah karena alamnya, budayanya dan manusianya. Mia banyak melihat turis asing berlalu-lalang. Ini pertama kalinya ia melihat orang bule. Juga pertama kalinya ia liburan ke luar pulau seperti ini.

Mungkin hanya perasaan Alsava, tapi penampilan Aksa ketika di Bali ini bisa membuat jantungnya tak tenang. Alias, berkali-kali lipat lebih cakep dari biasanya. Gadis berkacamata itu sering mencuri pandang pada Aksa untuk memperhatikannya Aksa lebih detail, meskipun kadang Alsava terciduk dan malu sendiri.

"Aku beli minum dulu deh, Sa. Haus," ujar Alsava mampir ke toserba yang dilaluinya. Ia membeli 3 air mineral untuknya, Mia dan Aksa.

Mereka berjalan pagi sudah cukup jauh hingga sampai di lapangan rumput yang hijau dan bersih. Banyak juga orang-orang yang beristirahat di sana.

"Istirahat dulu, ayo," ajak Aksa untuk duduk di lapangan tersebut.

"Gerah bangettt," ujar Alsava mengipasi wajahnya dengan tangannya.

"Iya, keringet kamu aja sampe gini." cowok bergelang hitam itu mengusap keringat yang membasahi dahi Alsava dan merapikan rambut Alsava yang berantakan.

"Padahal anginnya sepoi-sepoi, tapi tetep aja gerah," lanjut Alsava masih mengeluh.

"Namanya juga olahraga. Kalau nggak gerah artinya belum olahraga dong," jawab Aksa dengan sabar.

Mia yang melihatnya hanya tersenyum tipis. Abangnya menjadi lebih bahagia ketika bertemu dengan Alsava. Dan Mia senang dengan hal itu.

"Mia, cowok sekelas kamu masih suka gangguin kamu?" tanya Alsava pada Mia.

"Udah enggak kok, Kak," jawab Mia sedikit berbohong.

"Di SMP kamu kalo naik kelas nggak diacak lagi kelasnya?"

Mia menggeleng pelan, jika ada sistem seperti itu pasti sudah dari dulu ia akan terbebas dari Canon. Hidup Mia pasti akan jauh lebih bahagia.

"Padahal aku udah mau pindahin Mia ke sekolah lain, tapi dia nggak mau," sahut Aksa meminum air mineralnya.

"Nanggung, Bang," jawab Mia singkat.

Aksa membiarkan Mia dan Alsava berbicara banyak hal berdua. Mulai dari kecantikan, tanaman, sekolah dan semuanya. Namun ekor matanya tak sengaja melihat seseorang berjaket hitam yang berdiri dibalik pohon. Cowok bergelang hitam itu mengernyitkan dahi, cepat-cepat ia menghilangkan pikiran negatifnya.

Tapi rasa penasaran Aksa meningkat ketika orang itu diam-diam menoleh ke arah mereka. Orang itu memakai masker hitam yang membuatnya sulit dikenali. Hingga akhirnya orang tersebut menatap Aksa dan membelalakkan matanya ketika tahu bahwa Aksa juga menatapnya.

DANADYAKSANơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ