DANADYAKSA | 06

28.5K 3.3K 13
                                    


Hai haiii

Sebelum lanjut baca, masukin cerita ini ke perpustakaan dulu, yuk!

Udah belom?

Happy reading yaa!🧡

***

W

aktu istirahat selama 30 menit tadi Aksa gunakan untuk menjemput Fadil. Waktu pulang Fadil sangat pas dengan jam istirahat pertamanya. Tapi waktu 30 menit itu tidak cukup jika untuk menjemput adiknya dari sekolah ke rumah dan kembali ke sekolah. Membuat Aksa menjalankan motornya dengan cepat untuk kembali ke sekolah.

Dan seperti dugaannya, lingkungan sekolah sangat sepi yang menandakan bel masuk telah berbunyi. Aksa memarkirkan sepeda motonya di belakang sekolah, di tempat parkir lama yang sekarang sudah tidak digunakan.

Cowok itu akan masuk dengan memanjat tembok belakang sekolah yang sudah dilengkapi dengan pecahan kaca dan kawat-kawat tajam supaya tidak ada anak terlambat yang masuk lewat belakang sekolah. Jalan itu juga yang ia lewati untuk menyelinap pergi saat istirahat tadi.

Untuk mengurangi potensi terkena pecahan kaca tersebut, Aksa mengambil kardus yang ia temukan di sekitar sana dan meletakkannya di atas tembok.

Meskipun sebenarnya kardus itu tidak berdampak, tapi setidaknya itu bisa sedikit mengurangi goresan pada tangannya.

Aksa segera memanjat tembok tersebut dengan cepat. Sudah bisa dipastikan bahwa tangannya terkena benda tajam itu. Lumayan banyak goresan, ditambah dengan goresan ketika ia memanjat tembok saat ingin keluar sekolah tadi.

"Shh." ringis Aksa mengibaskan tangannya yang tergores beling. Sedikit perih karena tercampur dengan keringatnya.

Aksa dengan cepat membasuh telapak tangannya di keran usang yang ada disana. Untuk membersihkan sedikit darah akibat goresan berbagai benda tajam di tembok itu.

Sebelum masuk, cowok bergelang hitam itu merapikan penampilannya. Dengan gerakan seperti maling, Aksa mengendap-endap masuk ke area kelas 11. Merasa aman, cowok itu kemudian berjalan santai seperti tak ada apa-apa. Sebelum kemudian, ia merasakan rasa sakit di telinganya.

"KAMU KIRA SAYA NGGAK TAU KALO KAMU MASUK DARI TEMBOK BELAKANG?" ujar Bu Tutik semakin menarik telinga Aksa.

"Awshh, Bu, sakit ini, Bu!" ujar Aksa mencoba melepaskan tangan Bu Tutik dari telinganya.

"DARIMANA AJA KAMU HAH?!" tanya Bu Tutik dengan nada tinggi.

"Saya dari toilet, Bu!" jawab Aksa mengusap telinganya yang memerah.

"Kamu nggak bisa bohong sama saya! Di belakang sana nggak ada toilet!"

"L-lah? Ada kok, Bu. Ada toilet di belakang, kok." jawab Aksa lola. Baru ia sadari bahwa di belakang memang tak ada toilet.

"Jawab yang jujur! Kamu habis darimana?!"

"T-tadi saya nyari angin aja, Bu. Hehe. Kipas di kelas nggak nyala soalnya." jawab cowok itu beralasan.

"Bel masuk udah lewat 15 menit!

"Kamu habis kabur dari sekolah, kan?! Sini kamu!" perintah Bu Tutik kembali menjewer telinga Aksa dan menariknya hingga ke lapangan.

Aksa hanya bisa meringis ketika telinganya dijewer dengan sangat kencang. Telinganya serasa ingin copot. Ia tebak setelah ini telinganya akan sangat merah.

"Hormat ke bendera sampai jam istirahat kedua!" suruh Bu Tutik pada Aksa.

"Dua jam, dong, Bu? Potong dikit lah. Saya bisa pingsan." tawar Aksa.

DANADYAKSAWhere stories live. Discover now