DANADYAKSA | 50

22.2K 2.3K 218
                                    

Mungkin Alsava lupa jika dia mempunyai teman seorang Mingmei. Bisa-bisanya Mingmei tahu jika Alsava dan Aksa berpacaran dari rumor yang beredar. Bukan dari mulut Alsava sendiri. Dan ketika ia tanya, begini jawaban gadis berkacamata itu.

"Lupa, Mei. Belum sempet ngasih tau eh lo udah tau dari orang lain."

"Jadinya lo lupa atau belum sempet ngasih tau?" tanya Mingmei berkacak pinggang.

Alsava menggaruk kepalanya yang tak gatal, "Dua-duanya."

"Bisa-bisanya lo nggak ngasih tau gue? Giliran lagi berantem sama si Aksa aja ceritanya ke gue. Pas pacaran diem-diem bae," protes Mingmei masih tak terima.

Alsava terus membujuknya, mengira jika Mingmei benar marah padanya. Tentu saja Mingmei memanfaatkan keadaan itu untuk memoroti Alsava. Meminta gadis berkacamata itu untuk menraktirnya dan membawanya keliling kota dengan mobil baru miliknya.

Dan di sinilah Alsava sekarang, di depan rumah Mingmei. Menunggu gadis yang dandannya membutuhkan waktu yang sangat lama itu.

"Aduhh, Va. Maafin gue telat. Aduhh ni anak ngrepotin banget." Mingmei tergopoh-gopoh berjalan ke luar dengan dibuntuti adik laki-lakinya.

"Gue bawa Kepin nggak papa, ya? Bokap nyokap gue lagi keluar. Kepin nggak berani di rumah sendirian jadi gue bawa sekalian."

Mingmei menarik Adiknya yang wajahnya seperti cucian lusuh, tidak bersemangat.

"Siapa bilang gue nggak berani di rumah sendirian? Lo aja yang rempong," ujar Kevin membantah fitnah keji yang dilayangkan Kakaknya itu. Padahal sebenarnya ia sangat malas mengikuti acara cewek-cewek. Karena isinya pasti hanya makan, belanja, ngomong. Lebih baik ia di rumah bermain game. Tapi Mingmei bersikeras mengajaknya ikut, tak tega membiarkan Kevin sendirian di rumah tanpa siapapun.

"Diem lo, Pin," titah Mingmei.

"Adek lo lucu bener, Mei. Lo kasih makan apa?" tanya Alsava gemas melihat bocah laki-laki kelas 7 SMP tersebut.

"Lucu kan? Pipinya gembul," balas Mingmei menguyel-nguyel pipi Adiknya yang langsung dihempaskan oleh Kevin.

Alsava tertawa melihatnya, sepertinya kebanyakan hubungan adik kakak memang seperti ini. Ia dan Rafli pun tak jauh beda dengan Mingmei dan Kevin. Hanya di waktu-waktu tertentu saja mereka bisa akur.

"Ayo berangkat, nanti malah kemaleman. Gue nggak dibolehin keluar lama-lama soalnya," ujar Alsava memasuki mobilnya. Disusul Mingmei juga Kevin yang ogah-ogahan.

Alsava dan Mingmei biasanya lebih suka ke toko buku, museum atau hal semacam itu jika keluar bersama. Sebab keduanya memang menyukai hal yang sama. Namun kali ini Mingmei meminta untuk menghabiskan waktu di restoran yang lumayan populer di kalangan remaja agar Kevin tak bosan. Adiknya itu akan terus merengek mengajak pulang jika bosan.

Mereka mengucapkan terimakasih setelah pelayan restoran menyajikan pesanan mereka. Mingmei benar-benar memanfaatkan situasi, dia memesan banyak sekali hanya untuk dia sendiri.

"Malu-maluin keluarga," komentar Kevin melihat Kakaknya yang berseri-seri melihat berbagai makanan itu.

"Sering-sering lupa, Va. Biar bisa gue porotin," ujar Mingmei.

Alsava memutar bola matanya malas, "Gue nggak kayak gitu juga udah sering lo porotin."

Mingmei tertawa, menertawai fakta itu. "Ngomong ngomong, bokap lo baik bener ngasih hadiah mobil."

"Ayah bilang gue baru boleh nyetir mobil sendiri kalo udah 17 tahun, dan bakal dihadiahin mobil pas ulang tahun," jawab Alsava. "Ya nepatin janji aja."

"Enak dong sekarang nggak usah dianter pak supir lagi," balas Mingmei menyantap abura udon kesukaannya.

DANADYAKSAजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें