DANADYAKSA | 42

21.2K 2.7K 257
                                    

Seperti janji Aksa kemarin, hari ini, ia akan mengajak Fadil dan Mia jalan-jalan. Semalam ia sudah mendiskusikan ingin kemana. Dan hasilnya, mereka akan ke pantai yang letaknya tak jauh dari rumah mereka. Karena harga tiket masuknya lebih murah dibanding destinasi wisata lainnya.

"Padahal kemarin Mia bilang kalo menang, Mia bakal traktir. Eh sekarang malah Bang Aksa yang traktir Mia," ujar Mia duduk di kursi ruang tamu. Menunggu Aksa yang belum selesai mendandani Fadil.

"Nggak papa. Anggep aja ini reward karena kamu udah jadi juara," ucap Aksa menyisir rambut Fadil.

"Tapi Fadil tetep traktir ya, Kak Mi," sahut Fadil.

Mia mengangguk gemas melihat Fadil yang tampak lucu dengan wajahnya yang penuh bedak.

"Udah, selesai," ujar Aksa setelah selesai mendandani Fadil.

"Janji sama Bang Aksa, ya. Hari ini harus seneng. Nggak boleh sedih," ucap Aksa mewanti-wanti. Hari ini adalah hari Minggu yang pastinya akan banyak keluarga berlibur. Aksa takut adik-adiknya kembali sedih melihatnya.

Fadil dan Mia sama-sama mengangguk.

Aksa tersenyum senang, "Kalo gitu, ayo berangkat. Keburu siang."

*****

Sampai di daerah tujuan, ketiganya masuk dengan riang. Apalagi Fadil. Bocah itu sangat antusias. Aksa sampai harus menggandeng tangannya agar Fadil tidak hilang.

Pantai sangat ramai. Dan seperti dugaannya, banyak keluarga berkunjung di sini. Ia melihat air muka Fadil yang tak se antuasias tadi. Juga Mia yang hanya diam.

"Inget, ya, tadi udah janji sama Abang kalo hari ini nggak akan sedih," ucap Aksa mengingatkan.

"Senyum, dong," ujarnya membuat Fadil dan Mia memaksakan senyum.

"Nah, bagus. Pokoknya hari ini harus seneng. Nggak boleh sedih. Oke?" tanya Aksa diangguki adik-adiknya.

Aksa mengajak Fadil dan Mia untuk duduk salah satu gubuk di sana. Gubuk itu memang di desain untuk pengunjung untuk menyimpan barang-barang bawaan. Atapnya dari daun kering.

"Fadil nanti mau main pasir sama di air itu, terus mau naik kudanya juga," ujar Fadil memperhatikan sekitar dengan perasaan yang luar biasa senang.

"Kamu seneng nggak, Mi?" tanya Aksa pada Mia karena sejak tadi, gadis SMP itu hanya diam.

"Seneng, Bang," balas Mia tersenyum. "Makasih udah ajak Mia ke sini."

"Jangan sedih sedih terus, Mi. Abang ikutan sedih kalo kamu sedih," ucap Aksa.

"Maaf kalo Mia sering buat Bang Aksa sedih," ucap Mia dengan wajah murung.

"Tadi katanya Bang Aksa hari ini nggak boleh sedih," cetus Fadil cemberut.

"Ayo main, Bang. Nanti malah panas kalo siang." ucap Fadil turun dari gubuk tersebut, sudah bersiap untuk berlari menuju tepi pantai.

Aksa dan Mia mengikuti Fadil dari belakang. Aksa yang berjalan biasa dan Mia yang berlari seperti Fadil. Setidaknya, hari ini, ia bisa melihat kedua adiknya tertawa lepas.

"Kalo main, Fadil gandeng terus, Mi. Takut hilang," ucap Aksa memperingati. Mia mengacungkan jempolnya lalu mengajak Fadil untuk bermain. Lari-larian, membuat istana pasir dan bermain air.

DANADYAKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang