DANADYAKSA | 16

23.7K 2.9K 105
                                    


MAAFFF BANGET LAMAA

Jangan lupa vote, yaa. Kalo ada salah tolong koreksi jugaa.

***

Aksa pulang lebih awal hari ini. Ia berjalan kaki pulang sekolah. Melihat sekitar, mencari apapun yang bisa ia kerjakan untuk mendapat uang. Setiap hari kepalanya memutar otak. Bagaimana caranya ia mendapatkan uang untuk kebutuhan sehari-hari.

Cowok itu mengenakan celana sekolah abu-abu dan kaos hitam polos. Kemeja putihnya ia masukkan ke dalam tas. Di kepalanya bertengger topi cokelat usang yang ia miliki sejak SMP. Topi itu, teman perjuangannya.

"Aksa?" Bapak-bapak yang berjalan di sampingnya berucap dan mengusap lengan cowok itu. Bapak itu memeluk Aksa erat.

"Pak Imran?" Aksa terkejut lalu menyalami Pak Imran. Pak Imran, teman ibu bapaknya semasa hidup. Ibunya dulu berjualan di pasar dan Pak Imran adalah temannya.

"Gimana kabarnya, Aksa?" tanya Pak Imran menatap Aksa teduh.

"Alhamdulillah baik, Pak. Pak Imran sendiri gimana? Aksa udah lama nggak liat Pak Imran di pasar," balas Aksa.

"Bapak udah nggak jualan di pasar. Makanya nggak pernah ke sana. Kamu sendiri mau ke mana? Baru pulang sekolah?" tanya Pak Imran.

"Iya, Pak. Baru pulang sekolah. Aksa keliling, mau cari kerja."

"Nyari kerja? Kerja yang gimana?" tanya Pak Imran.

"Kerja yang bisa Aksa lakuin sewaktu-waktu. Buat selingan. Soalnya Aksa harus sekolah juga."

Pak Imran menghela nafas sedih. Anak sekecil Aksa harus menanggung beban yang tak sedikit.

"Adek kamu sehat?" tanya Pak Imran.

"Alhamdulillah dua-duanya sehat, Pak."

"Maaf, ya, Bapak nggak pernah ke rumah kamu," ujar Pak Imran mengusap lengan Aksa.

"Iya, nggak pa-pa, Pak," jawab Aksa tersenyum.

"Kamu nyari kerja? Ayo ikut ke gudang beras Bapak. Kamu bisa bantu ngangkatin beras ke truk," ujar Pak Imran yang membuat Aksa tersenyum lebar.

"Kamu bisa dateng ke sana kalo kamu nggak sibuk atau nggak sekolah, pasti bakal ada kerjaan di sana," ucap Pak Imran.

"Beneran ini, Pak?"

"Bener. Ayo ke sana sekarang aja."

Aksa mengangguk, berjalan mengikuti pak Imran. Hatinya tak berhenti mengucap syukur dan terimakasih karena sudah diberikan rezeki.

Ia selalu mengingat kata-kata ibunya untuk selalu berbuat baik dan menyapa siapapun yang ia temui. Meskipun dia orang tidak punya, tapi setidaknya punya sifat yang baik dan penolong. Supaya nanti, ketika ia kesusahan, akan ada orang yang menolongnya. Kata ibunya, kalo kamu pengen ditolong, kamu juga harus menolong. Kalo kamu pengen orang-orang baik sama kamu, kamu juga harus baik sama mereka.

Dan ucapan ibunya memang benar.

Ibunya akan selalu ada di hatinya. Selamanya.

***

"Terimakasih banyak, Pak Imran." Aksa menerima uang yang diberikan oleh Pak Imran sebagai gajinya.

"Aksa benar-benar ngucapin makasih banyak karena Pak Imran udah mau bantu Aksa," ucap Aksa.

"Santai aja, Aksa. Kalo kamu butuh sesuatu, kamu bisa dateng ke Bapak. Ibu Bapakmu dulu baikk banget sama Bapak, jadi Bapak ngebalesnya lewat kamu."

DANADYAKSAWhere stories live. Discover now