DANADYAKSA | 07

28.3K 3.2K 41
                                    

"Kalo gue gengsi mulu, kapan suksesnya?"

***

Setelah belajar, Alsava duduk di balkon kamarnya. Langit sangat indah jika dilihat dari sini. Apalagi malam hari, bintang nampak begitu jelas.

Gadis itu sangat bosan, bermain hp hingga berganti-ganti posisi namun tetap bosan. Alsava melihat jam di layar ponselnya yang baru menunjukkan pukul 8 malam.

"Jalan-jalan kayaknya enak, deh." pikirnya.

Alsava menyalakan ponselnya dan menelepon Mingmei untuk diajak keluar bersama. Alsava mana berani keluar rumah di malam hari.

"HALO MINGMEI KUU!" ujar Alsava setelah tersambung.

Di seberang sana, Mingmei menutup telinganya karena teriakan Alsava yang begitu kencang. "Santai napa. Jebol rasanya kuping gue." protesnya.

"Hehe. Saking semangatnya gue." jawab Alsava menanggapi.

"Kenapa lo nelpon gue? Cepetan. Nggak usah basa-basi. Gue lagi sibuk." ujar Mingmei tak sabaran.

"Yaelah. Sok sibuk banget, lo. Palingan juga sibuk nontonin Haechan sampe gumoh." tebak Alsava sangat faham dengan kelakuan sahabatnya.

"Iya, nih. Bentar lagi mau jalan sama Mas Echan."

"Sadar, anjir! Lo sama dia itu beda kasta beda segalanya!" sentak Alsava.

"Gapapa beda kasta yang penting nggak beda tuhan," sombong Mingmei.

"Emang kenapa kalo nggak beda tuhan?"

"Bisa berpotensi jadi istrinya." ujar Mingmei dan tertawa keras setelahnya.

"Kagak bakal, anjir! Halu mulu idup lo!"

"Nggak ada yang penting, kan? Gue matiin, ya?" tanya Mingmei hendak mematikan sambungan telepon.

"Eh eh! Jangan dimatiin dulu! Gue mau ngomong penting!" ucap Alsava cepat.

"Makanya cepetan! Kebanyakan basa-basi, lo!" ujar Mingmei kesal.

"Lo sibuk, nggak, sih? Gue bosen banget di rumah. Keluar yok." ajak Alsava.

"Yok! Capek gue ngehalu mulu. Cepetan siap-siap, deh. Bentar lagi gue otw jemput," ujar Mingmei.

"Beneran bisa, lo, Mei?" tanya Alsava memastikan

"Bisa, elah. Cepetan siap-siap. Gausah rempong."

"Oke, Mei. Gue matiin, ya. Mau siap-siap dulu. Ku tunggu kedatanganmu!"

Alsava mematikan sambungan telepon setelah itu. Senyumnya semakin merekah. Ia sangat jarang keluar rumah malam-malam bersama temannya.

Gadis itu segera masuk dan bersiap-siap. Sebelum waktu semakin larut malam. Karena ia yakin, orang tuanya tidak akan mengijinkannya keluar jika terlalu malam, meskipun ia keluar dengan temannya.

Dengan penampilan yang sederhana, hoodie abu-abu, celana jeans lengan panjang dan sepatu kets. Alsava menuruni tangga untuk sampai ke lantai bawah.

DANADYAKSAWhere stories live. Discover now