DANADYAKSA | 09

26.1K 3.1K 49
                                    

Aksa kira Alsava tak serius ketika mengatakan itu tapi sewaktu Aksa keluar dari kelas ia langsung disambut Alsava dengan senyum lebarnya. Hal yang membuat teman-temannya menatapnya dengan senyuman menggoda.

"Lo beneran ini minta dianter pulang sama gue?" tanya Aksa ketika mereka berjalan beriringan menyusuri koridor.

Alsava mengangguk mantap. "Lo sibuk, ya?"

"Gue nggak sibuk sibuk banget. Tapi aneh aja lo tiba-tiba minta tolong dianter pulang, sama gue lagi," ujar Aksa.

"Gue ngrepotin nggak, sih, tiba-tiba minta tolong kayak gini?" tanya Alsava tak enak.

"Enggak ngrepotin. Kaget aja ada orang yang mau ngomong sama gue baik-baik selain temen-temen gue," ujar Aksa. "Lo liat aja orang-orang yang jalan ngelewatin gue. Dari tadi ngeliat gue sinis semua, nggak ada yang bener."

"Beneran enggak ngrepotin? Lo abis sekolah emang nggak sibuk?" tanya Alsava lagi.

"Sibuk. Tapi masih sempet buat nganterin lo pulang."

Alsava meringis, semakin merasa tak enak. "Nggak enak gue, Sa."

"Ngapain nggak enak? Gue bisa nganterin lo pulang."

Alsava memperhatikan sekitar, seperti yang dikatakan Aksa, murid-murid yang juga berjalan di koridor untuk pulang. Benar yang Aksa katakan, banyak yang menatap tak suka ke arah cowok bergelang hitam itu. Apalagi Aksa tengah berjalan beriringan dengan Alsava.

"Kok bisa mereka nggak suka banget sama lo? Ada masalah apa lo sama mereka?" tanya Alsava masih memperhatikan sekitarnya.

"Nggak ada masalah. Orang iri mah gitu. Mau temenan sama Levi tapi nggak bisa, jadi ya gitu," jelas Aksa.

"Kacamata lo bagus btw. Cantik kalo lo pake." puji Aksa menatap wajah Alsava sekilas.

Alsava memalingkan wajahnya yang memanas. Jantungnya berdetak lebih kencang dari biasanya. Banyak laki-laki yang memuji dan menggombalinya, tapi rasanya berbeda jika Aksa yang mengatakan itu.

Padahal yang dipuji kacamatanya.

"Aksa, lo punya cewek nggak?" tanya Alsava membuat Aksa menatapnya dengan sebelah alis yang terangkat, heran. Alsava mengatupkan bibirnya, mengapa ia agresif sekali.

"Kenapa lo nanya kayak gitu? Lo suka sama gue, yaa?" goda Aksa mengerlingkan matanya.

"HAH? ENGGAK! SIAPA YANG SUKA? GUE NGGAK SUKA SAMA LO!" jawab Alsava panik.

"Tau, sih. Dan nggak bakal suka juga." ucap Aksa tertawa karena ucapannya sendiri yang sama sekali tidak lucu.

"Lo jalan keluar duluan aja. Jalan agak jauh dari gerbang. Gue ngambil motor dulu," ujar Aksa.

Alsava menuruti perintah Aksa untuk menunggu agak jauh dari gerbang. Gadis berkacamata itu tahu, Delwin mengikutinya dari belakang sejak tadi.

"Itu cowok lo? Motor murahan." ujar Delwin terkekeh remeh.

"Bukan. Bukan urusan lo," jawab Alsava ketus.

"Kemana-mana juga enakan sama gue kali. Pake mobil mahal yang nggak bakal panas. Motor kayak gitu gue lempar batu juga udah rusak."

Alsava tak menanggapi. Langsung duduk di jok belakang Aksa ketika cowok itu datang.

Sedangkan Aksa tidak mempedulikan tatapan merendahkan dari Delwin yang ditujukan padanya. Tugasnya hanya mengantar Alsava pulang, bukan berdebat dengan laki-laki seperti Delwin. Delwin pernah terlibat permusuhan dengan Levi hingga memfitnah Levi karena kalah saing kepopuleran.

DANADYAKSAحيث تعيش القصص. اكتشف الآن