DANADYAKSA | 57

16.8K 1.8K 392
                                    

HALO HALOOOO
Gimana kabarnya semuanya?

Coba hitung berapa lama aku nggak update cerita. Maaf yaa🙏🏻 niat awalnya aku pengen rehat bentar dari dunia oren karena kaget dari yang awalnya online jadi full online. Ehhh malah keblablasan

Tapi kan sekarang si imut ini sudah kembali, jadi jangan kangen denganqu ya😘

****

Malam tiba, makanan yang dimasak pun sudah matang. Para perempuan mengambil satu persatu makanan dari dapur dan diletakkan di meja kecil yang sudah disediakan untuk acara malam ini.

Makanan yang disiapkan begitu beragam. Mulai dari camilan hingga makanan berat. Dan itu semua masakan Ruby, dibantu Alsava sedikit. Banyak yang memuji Ruby karena keterampilan memasaknya, kecuali Levi.

"Widihh, makasih udah mau direpotin, Rub," ucap Aksa. Tadi ia meminta untuk dibuatkan tumis jamur tidak pedas khusus Mia. Karena adiknya itu tidak bisa memakan makanan pedas.

"Santai aja, Sa," balas Ruby lalu kembali masuk ke dalam.

"Ruby jago masak, ya," celetuk Alsava tiba-tiba. Nada iri terdengar jelas dari ucapannya.

Aksa menoleh karena mendengar suara itu, "Iya. Tiap orang punya keahlian beda-beda."

"Tapi cewek harusnya bisa masak, kan, ya?" tanya Alsava mendongak.

"Cewek cowok harus bisa masak, Al. Nggak cuma cewek."

"Kamu bisa?" tanya Alsava lagi.

"Bisa," jawab Aksa. "Awalnya nggak bisa, tapi karena kepepet keadaan jadi bisa."

"Bapak Ibu meninggal, kalo aku nggak bisa masak mau makan apa? Iya, kan?"

Wajah Alsava berubah murung karena jawaban Aksa. Aksa yang cowok saja bisa masak, tapi dia? Mengupas wortel pun sampai daging-dagingnya.

"Nggak usah cemberut gitu dongg," ujar Aksa menguyel-nguyel pipi Alsava.

"Aku insecure karena nggak bisa masak," ucap Alsava terang-terangan.

"Bisa gitu, kok. Orang kemarin-kemarin pernah ngasih aku bekal," ujar Aksa.

"Cuma bisa buat nasi goreng doangg, Saaa. Itu pun nggak enak. Yang ku maksud bisa masak tuh kayak Ruby. Bisa masak semuanya."

"Udah, nggak perlu ngebandingin diri sama orang lain. Mungkin hari ini kamu belum bisa, tapi nggak menutup kemungkinan beberapa hari lagi kamu bisa, kan?"

"Setiap orang bersinar di bidang dan waktu yang beda. Bukan masalah besar kok, nggak usah sedih," sambung Aksa.

Gadis berkacamata itu tersenyum tipis, ucapan Aksa membuat hatinya sedikit tenang, "Makasih, Aksa."

Levi, Joselyn dan Bastian duduk di tikar yang digelar di bawah. Ketika semuanya wira-wiri menyiapkan bahan-bahan untuk acara ini, mereka bertiga malah asyik duduk, bercanda dan memakan snack.

"Masakan cewek lo enak juga, Lep," ujar Bastian yang tadi mencicipi masakan buatan Ruby.

"Iya, masakan Kak Ruby enak banget," sahut Joselyn.

"Iya, donggg," balas Levi bangga.

"Tumben lo puji," sindir Bastian.

"Gue sering muji Ruby coyy! Enak aja," balas Levi tak terima.

"Sering buang makanan dari Ruby kali," Bastian masih menyindir Levi.

Levi memutar bola matanya malas, "Asem lo, Bas."

DANADYAKSAWhere stories live. Discover now