DANADYAKSA | 46

19.7K 2.8K 331
                                    

AKU KEJANG-KEJANG KEK ORANG GILA WAKTU NULIS INI😭

Jadi, semoga kalian juga😔👍🏻

*****

Aksa duduk di emperan toko setelah kesana kemari mencari pekerjaan baru namun tak ada. Ia ingin cepat-cepat hengkang dari gudang beras Pak Imran yang membuat mentalnya sangat diuji. Namun ia tak bisa semudah itu meninggalkannya sebelum mendapat pekerjaan anyar. Pak Imran memang baik, tapi tidak dengan pegawai-pegawainya.

Lampu jalanan samar-samar mulai menyala. Suara klakson dan mobil bersahutan terdengar nyaring. Aksa masih mengenakan seragam sekolahnya. Menunggu adzan Maghrib berkumandang. Baru setelahnya ia bisa melanjutkan perjalanan untuk pulang.

Kata Ibunya dulu, tak baik berkeliaran ketika Maghrib.

Pemuda itu menyenderkan punggungnya sejenak, meringankan sedikit lelahnya hari ini, "Kalo gue nggak dapet kerja baru, apa gue tetep harus kerja di gudang beras Pak Imran?" monolognya.

Rata-rata pekerjaan yang Aksa temukan adalah kerja full sehari. Tak ada yang hanya bisa dilakukan ketika pulang sekolah. Sedangkan Aksa tak mungkin meninggalkan sekolahnya.

Cowok bergelang hitam itu mengacak rambutnya frustasi. Pikiran-pikiran tersebut terus saja terngiang di kepalanya.

Aksa mengucapkan syukur ketika adzan Maghrib berkumandang, membuka tutup botol air putih yang ia beli tadi dan meminumnya. Senyumnya tertarik semakin lebar ketika membuka kotak makan yang tadi diberikan Alsava. Nasi goreng.

"Pasti enak," ucap Aksa tak sabar untuk memakannya.

Aksa hampir menyemburkan nasi goreng itu di suapan pertama. Nasi gorengnya sedikit asin. Ya, hanya sedikit.

Dengan cepat ia meneguk air mineral untuk menghilangkan rasa asin yang melekat di lidahnya.

"Gapapa, namanya juga baru belajar," gumam Aksa memaklumi lalu menyuapkan makanan itu kembali. Rasa asinnya masih bisa ditahan oleh Aksa.

Apapun yang Alsava lakukan, bagaimanapun hasilnya, Aksa selalu suka.

*****

"Abang buat apa?" Fadil duduk di bale bambu di bawah pohon mangga depan rumahnya. Menyaksikan Aksa yang sibuk memotong kayu dengan gergaji.

"Bang?" ulang Fadil karena Aksa tak kunjung menjawab. Namun Abangnya itu masih tetap fokus pada aktivitasnya dan tak mempedulikan Fadil.

"Ih, Abang sekarang budek, ya?" gumamnya pelan.

"Bang Aksa!" panggil Fadil dengan suara lebih tinggi sampai Aksa menoleh kaget ke arahnya.

"Bikin Bang Aksa kaget aja, Dil."

"Lagian Bang Aksa nggak jawab pas tadi Fadil panggil," ujar Fadil cemberut. Ia turun dan duduk jongkok di depan Aksa. Mengamati Abangnya.

"Bang Aksa ngapain?"

"Bikin figura," balas Aksa singkat. "Jangan dipegang-pegang gergajinya, Dil. Bahaya kalo kena tangan." Aksa memperingati ketika Fadil dengan muka penasarannya ingin mengambil gergaji tersebut.

"Kenapa nggak beli aja, Bang?"

"Kalo bisa buat kenapa harus beli?"

"Emangnya figura ini buat nyimpen foto yang mana?" tanya Fadil masih penasaran. Biasanya Aksa akan mencetak foto bertiga dengan adiknya dan menyimpannya di figura buatannya. Namun sepertinya, mereka bertiga tidak ada foto bersama akhir-akhir ini.

DANADYAKSAWhere stories live. Discover now