09. Penilaian Sang Putra Mahkota

421 138 50
                                    

Degup jantung Ophalia tidak karuan. Kini, tibalah saatnya bagi gadis itu untuk bertemu dengan Putra Mahkota Negeri Cartland. Padanya Ophalia akan mengabdi demi misi dari negerinya, Roseline.

Sama halnya seperti Ophalia, Andreas sama gugupnya. Entah mungkin lelaki itu sudah terbiasa bertemu dengan Raja Roseline, tapi tentu saja yang satu ini bukanlah Raja Ianor Roseline.

Hari sudah siang. Sudah beberapa jam semenjak Putra Mahkota dan Raja telah tiba ke tanah airnya. Penyambutan dan lainnya sudah berlangsung. Kini tibalah saatnya bagi Ophalia dan Andreas untuk memberikan sapa dan hormat secara resmi.

Baik Ophalia dan Andreas yang kini sedang menunggu di ruang tunggu dikejutkan oleh seorang pengawal — yang memanggil Ophalia.

"Putra Mahkota ingin bertemu dengan anda di ruangannya," ucap pengawal tersebut.

Ah, jadi Ophalia tidak akan bersama Andreas. Gadis itu melirik sekilas ke arah Andreas kemudian pamit pergi.

Pengawal itu pun mengantarkan Ophalia menuju ruangan Putra Mahkota, Pangeran Aaron Stewart Cartland. Selama di perjalanan menuju ruangan Putra Mahkota, Ophalia disajikan ornamen-ornamen juga ukiran megah yang tertata indah di seluruh penjuru istana utama. Gadis itu masih dibuat terpukau oleh arsitektur bangunan mewah ini.

Sesampainya di depan pintu. Salah seorang pengawal yang menjaga di depan pintu sedikit berbincang dengan pengawal yang semula mengantar Ophalia, kemudian memasuki ruangan. Tak lama, pengawal tersebut akhirnya membukakan pintu.

Tampak seorang lelaki tengah duduk di balik meja kerjanya. Ophalia memantapkan diri untuk masuk ke ruangan tersebut, dan berhenti tak jauh dari depan meja ruangan tersebut.

Lelaki itu masih fokus mengurus beberapa perkamen yang menumpuk di meja kerjanya. Dan tak lama ia pun mendongak dan tersenyum.

Pada sepersekian tatapan gadis itu bertemu. Ophalia merasa terpukau oleh rupa lelaki di hadapannya ini. Pahatan sempurna seorang pangeran.

"Hormat saya pada anda, Yang Mulia Putra Mahkota Cartland."

Lelaki itu mengangguk. Jemari yang semula menggenggam kuas tinta ia tempatkan kembali pada tempatnya. Kemudian menyilangkan tangan di atas meja dan menatap Ophalia lekat dan seksama.

"Senang bertemu denganmu. Nona Ophalia," ujar lelaki tersebut dibalas oleh Ophalia yang menunduk hormat, "Bagaimana harimu di negeri ini?"

"Sungguh baik, Yang Mulia," jawab Ophalia sopan.

Lelaki itu kemudian bangkit dari duduknya dan menghampiri jendela yang berada di belakangnya, memandanginya.

"Syukurlah. Aku senang mendengarnya," Lelaki itu fokus memandang ke arah luar jendela, "Aku harap kita bisa bekerja sama. Sungguh kehormatan bisa bertemu dengan pasukan khusus Negeri Roseline."

Ophalia hanya diam. Memperhatikan Putra Mahkota di hadapannya. Sembari bertanya-tanya, apa memang benar standar seorang pangeran memanglah begitu menawan seperti ini? Ini pertama kali bagi Ophalia bertemu dengan seorang Putra Mahkota. Terlebih, Putra Mahkota Cartland.

Selama di Roseline. Ophalia hanya pernah bertemu dengan adik dari Putra Mahkota Roseline. Tidak lain dan tidak bukan ialah tunangan dari Pangeran Aaron, Putri Altheia Violette Roseline.

Sedangkan untuk Putra Mahkota Roseline, Ophalia belum pernah bertemu sama sekali. Ia hanya sering mendengar namanya, Pangeran Hardin Ianor Roseline. Dari rumornya, ia persis seperti pangeran yang kerap disebutkan di cerita dongeng.

Dan kini, di hadapannya adalah seorang Aaron Stewart Cartland. Lelaki ini tentu saja tidak hanya menjabat sebagai Putra Mahkota saja. Ia memiliki kedudukan dalam bidang militer yang hampir sama rata dengan para guardian I Roseline. Dan Ophalia justru mendapatkan tugas untuk menjaga, melindungi, dan mengabdi padanya sesuai dengan tenggat misi yang diberikan oleh tanah airnya, Roseline.

THE AUDUMA MASKEN : A Secret From Dellway ✔Where stories live. Discover now