41. Kenyataan Yang Terkuak

113 35 9
                                    

"Wah, perutku sudah lapar lagi," ucap Andreas seraya mengusap perutnya. Ophalia yang baru saja melewati ambang pintu langsung menatap lelaki di hadapannya itu dengan tatapan tak percaya.

"Kita baru saja makan malam bersama di Istana. Perutmu sebenarnya selebar apa?"

Andreas membalikkan badannya, ia lalu tersenyum lebar lalu menaikkan alisnya, memberi kode pada Ophalia yang sayangnya tidak diterima oleh gadis itu.

Setelah 4 jam berada di Istana demi menyelesaikan segala hal yang harus di selesaikan dengan pihak Kleypas, Ophalia dan Andreas baru bisa beristirahat dan kembali ke kediaman sementara mereka, dan lelaki ini tiba-tiba mengeluh bahwa ia lapar?

Baiklah, makan malam memang diadakan 2 jam yang lalu, tetapi Ophalia sendiri masih merasa kenyang oleh makan malam tersebut.

"Apa?" tanya Ophalia dengan tatapan malas.

"Kita cari makanan di sekitar sini, kalau tidak salah di sekitar sini ada pasar."

Gadis itu memutar bola matanya malas, "Andreas aku lelah, aku ingin istirahat. Kau cari saja makanan sendiri di luar sana."

Mendengar jawaban dari Ophalia, Andreas langsung menunduk kecewa, "Kau tega membiarkanku berkeliaran di negeri asing antah berantah yang beberapa jam yang lalu masih menjadi negeri musuh kita?"

Lihat itu, apa yang dikatakan oleh Andreas? Ophalia rasanya geli bukan main. Apa lelaki itu lupa bahwa ia adalah Guardian I, sekali lagi, apa Andreas lupa bahwa lelaki itu adalah seniornya? Kemampuannya lebih andal daripada Ophalia.

"Kau ini Guardian I." Ophalia menghela napas.

Andreas mengangguk, "Betul."

Hening. Tak ada lagi ucapan dari Andreas, membuat Ophalia rasanya dibuat kesal tanpa sebab. Ophalia akhirnya menghela napas berat, ia pun memutar badannya dan kembali keluar dari rumah tersebut, setuju untuk menemani Andreas.

Bagaimana respons Andreas? Lelaki itu langsung tersenyum senang seperti anak kecil yang dibolehkan membeli permen.

Dan berakhirlah, Ophalia akhirnya sudi untuk menemani Andreas berjalan-jalan di sekitar demi niatan lelaki itu agar bisa menuntaskan rasa laparnya. Ophalia hanya diam berjalan memimpin di depan dengan Andreas yang terang-terangan menunjukkan rasa senangnya dengan bersenandung pelan.

Seperti yang diceritakan sebelumnya, 4 jam yang lalu Andreas dan Ophalia serta rombongan Cartland yang meliputi pemimpin Negeri Hijau tersebut, yakni Raja Stewart dan Putra Mahkota akhirnya memasuki Istana sesuai dengan undangan resmi dari Raja Tedder - pemimpin dari Negeri Besi Kleypas.

Ophalia tidak tahu harus menganggap acara resmi ini sebagai rapat atau apa, yang jelas kedua belah pihak masing-masing melakukan diskusi terkait perjanjian penyelesaian perang sekaligus keputusan terakhir dari Raja Tedder yang akhirnya mengatakan bahwa Kleypas mungkin bisa menjalin perdamaian dengan Cartland.

Tetapi, meskipun Raja Tedder sudah berkata demikian, pihak Cartland justru tidak langsung memercayai niatan musuhnya tersebut yang menawarkan perdamaian. Karena bagaimana pun, perjanjian dan pertemuan antar dua negeri ini sudah pernah terjadi dan dihadiri oleh raja-raja terdahulu.

Selama di Istana, Andreas bertingkah tenang dan hanya diam memperhatikan orang-orang Kleypas yang hadir menemani Raja Tedder - tentunya mereka adalah petinggi dan bangsawan negeri ini. Sedangkan Ophalia hanya diam, memperhatikan pertemuan dan diskusi antara dua raja ini.

Putra Mahkota Kleypas nyatanya tidak hadir di tempat, Ophalia tidak tahu mengapa ketika Raja Tedder mengatakan maaf karena Putranya tidak dapat hadir justru membuahkan respons napas lega dari Andreas. Lelaki itu seolah takut dan enggan untuk bertemu dengan Pangeran Jeffrey dari Kleypas tersebut.

THE AUDUMA MASKEN : A Secret From Dellway ✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora