43. Salju Pada Malam Hari

120 36 3
                                    

Ophalia terdiam setelah Veora dan Andreas menceritakan semua yang terjadi. Gadis itu bingung harus memberikan respons seperti apa terkait kejadian yang menimpa Andreas.

Jadi, sosok Felix Lington yang ditakuti dan menjadi mimpi buruk bagi Cartland justru adalah orang yang sama yang menjalankan misi untuk melindungi Raja Cartland?

"Lalu, bagaimana bisa Felix dibunuh oleh Isabella?" Ophalia akhirnya bersuara.

Andreas dan Veora saling tatap, lalu Andreas pun membuang pandangannya, "Setelah hari itu, aku sibuk menenangkan diri dan berhenti menyamar menjadi Felix Lington. Sedangkan untuk Isabella, Veora yang mengurusnya."

Veora melirik sekilas ke arah Andreas, ia lalu mendengus, dan menatap lekat Ophalia.

"Begitulah risiko menjadi guardian I. Kau pasti terkejut karena misi yang kita jalani bukan lagi sebagai diri kita sendiri. Merlin bahkan menghabiskan waktu 6 tahun sebagai orang lain, ia bahkan kesulitan mengingat siapa dirinya yang sebenarnya."

"Tetapi sekarang dia memiliki banyak waktu luang," timpal Andreas membuat Veora terkekeh.

"Sudah lama aku tidak bertemu Merlin."

Ophalia masih diam, pertanyaannya belum kunjung terjawab.

Veora terdiam, ia lalu menunduk menatap jari jemarinya, "Misi yang aku jalani sudah berjalan 4 tahun. Dan setelah aku selesai membunuh Alexandro, sebenarnya kehadiranku di sini sudah tidak perlu lagi," ucap Veora menatap Ophalia, "Yang sulit adalah bagaimana aku bisa bebas dari peran Mary Diroger yang aku jalani, akan sangat mencurigakan jika sosok Mary Diroger tiba-tiba menghilang dari jalanan kota Nuvoleon."

"Jadi, apa yang terjadi pada sosok Felix Lington sehingga ia bisa terlepas dari Andreas?" Ophalia menanti jawaban dari Veora.

"Aku hanya membuat sedikit manipulasi pada jasad Alexandro. Pria kurus itu jadi terlihat seperti mayat Felix Lington yang sudah mati berhari-hari. Isabella tentu saja terkejut ketika mendapati jasad Felix palsu yang adalah ayahnya berada di ruang bawah tanah, lalu pihak Kleypas pun membekuk wanita itu. Dan ia pun dijatuhi hukuman mati karena telah membunuh Panglima kesayangan Jeffrey." Veora melirik ke arah Andreas.

"Semua itu Veora yang mengurusnya," sambung Andreas.

Ophalia hanya manggut-manggut ketika mendengar penjelasan dari Veora. Amat sangat kejam, tetapi begitulah caranya. Seperti sekali mendayuh dua hingga tiga pulau berhasil terlampaui.

"Sebenarnya aku terkejut kau sudah mendapatkan misi yang lain, Andreas. Tetapi aku juga lega karena kau menjalankannya sebagai dirimu," ucap Veora.

Andreas hanya diam, ia lalu menyisir rambutnya ke belakang, bersandar pada tembok lalu mendengus pelan, "Merlin membohongiku. Untung aku sudah cukup tenang sebelum kembali ke Roseline."

Veora tersenyum, "Bagaimana kabar Merlin?"

Andreas hanya tersenyum miring mendengar pertanyaan dari Veora, "Ia sekarang sedang menganggur."

Kekehan terdengar dari Veora, ia lalu beranjak dari duduknya. Ketiganya tengah duduk di lantai membicarakan perkara misi Andreas sebagai Felix Lington, dan Andreas juga Veora yang paling banyak berbicara sedangkan Ophalia hanya diam menyimak.

Andreas mendongak, alisnya terangkat sebelah, ekspresinya menunjukkan tanda tanya akan pergi ke mana Veora. Sama halnya yang dilakukan oleh Ophalia.

"Aku harus segera kembali," jawab Veora tahu maksud dari ekspresi kedua orang yang tengah menatapnya tersebut.

Andreas hanya mengangguk, ia lalu ikut beranjak, berdiri dari tempat duduknya, menjabat tangan Veora.

Ophalia melakukan hal yang serupa, ia menjabat tangan Veora lalu membungkuk memberi hormat. Veora diam sejenak, ia lalu menatap Andreas, "Kau harus jaga dia," ucap Veora.

THE AUDUMA MASKEN : A Secret From Dellway ✔Where stories live. Discover now