56. Pulang Pada Penantian

100 32 6
                                    

Alice mendongak menatap langit-langit koridor, ia masih terkesima dengan apa yang gadis itu alami sekarang.

Di sinilah Alice kini berada, di sebuah perpustakaan tua milik Dellway. Sekali lagi, di Dellway. Alice sedang berada di Dellway sekarang, di salah satu kota bernama Kota Lounne.

Alice, berdua dengan Hansel, kini tengah duduk di salah satu lorong - bagian paling luar dari perpustakaan, yang berbatasan langsung dengan sebuah kedai terkemuka di kota ini.

Dari kejauhan, Matthias berjalan mendekat membawa sebungkus kertas yang Alice yakini merupakan makanan yang dibeli dari kedai tersebut, gadis itu lalu menoleh ke arah Hansel yang duduk di sebelahnya, yang kini tengah menguap.

"Kau mengantuk?" tanya Alice.

Hansel baru saja hendak menguap lagi ketika Alice melemparkan pertanyaan, tetapi hal itu terpaksa tidak terjadi karena Hansel langsung mengangguk menjawab pertanyaan Alice.

"Lumayan," sambung lelaki itu kemudian.

Alice tersenyum, menyandarkan punggungnya pada sandaran bangku yang ada di koridor. Matthias kini sudah berjalan semakin dekat, hingga di hadapan keduanya, lelaki itu langsung membuka bungkusan tersebut lalu mengeluarkan 3 buah roti hangat yang masih mengepul.

"Makanlah," ucap Matthias memberikan roti itu pada Alice, lalu duduk di samping gadis itu.

Alice menerima roti tersebut yang lengkap dengan kertas pembungkusnya, lalu tersenyum mengucapkan terima kasih. Matthias hanya mengangguk, ia lalu menggigit roti itu dan membiarkannya menempel sementara pada mulutnya sedangkan tangannya sibuk menarik tas ransel miliknya untuk berpindah tempat dan berada di pangkuannya.

Alice melirik singkat Matthias yang langsung menyibukkan diri dengan beberapa tumpuk dokumen dan perkamen yang ia pinjam dari perpustakaan, roti milik lelaki itu bahkan masih menempel pada bibirnya. Alice lalu melirik ke arah Hansel yang memakan roti miliknya dengan tanpa gairah.

Lelaki itu benar-benar terlihat mengantuk.

Alice tersenyum tipis, ia lalu menunduk menatap roti miliknya, merobeknya menjadi 2 bagian, kacang merah, Alice tersenyum ketika mendapati isi dari roti miliknya, asap mengepul hangat ke arah wajahnya membuat gadis itu semakin semangat untuk menyantap rotinya.

"Tempat selanjutnya yang akan kita datangi," Matthias berucap setelah menggigit dan selesai mengunyah roti miliknya, pandangannya masih terpaku pada dokumen di pangkuannya yang tengah ia baca, "Adalah kediaman keluarga Atwood."

Lanjutan ucapan Matthias itu membuat Alice dan Hansel menoleh terkejut, keduanya menatap Matthias dengan ekspresi berbeda. Alice dengan keterkejutan bercampur aduk cemas dan antusias, sedangkan Hansel menunjukkan keterkejutan dengan tambahan mulut yang menganga lalu menghembus napas kasar.

Matthias menoleh, menatap Hansel, "Ada apa?"

Detik itu juga, Hansel langsung memasang wajah memelas, "Aku lelah. Aku tidak akan ikut," ucapnya membuat kening Matthias berkerut.

"Lalu? Kau akan ke mana?"

Hansel terdiam sejenak, ia memejamkan matanya berpikir. Dan seperti sebuah lampu kecil timbul dari dalam kepalanya, Hansel lalu membuka matanya dan mengacungkan telunjuknya ke arah langit-langit, "Aku yang akan mencari penginapan untuk kita. Bagaimana? Izinkan aku beristirahat. Aku lelah, aku baru saja membawa 3 nyawa, 4 dengan diriku sendiri."

"Tiga nyawa?"

Matthias menatap Hansel tidak mengerti, sedangkan yang ditatap langsung mengangguk cepat, "Aku membawa Alice, dan 2 kuda. Biarkan aku beristirahat, kumohon. Kalian pergi saja berdua, terserah mau ke mana pun, tapi jangan tarik aku."

THE AUDUMA MASKEN : A Secret From Dellway ✔Where stories live. Discover now