Epilog

479 40 4
                                    

═══

═══════

═══════════════

════════════════════════

Hey, lihatlah kebun itu,
perkara hujan yang turun di sebagian tempat.
Oh, lihatlah yang terjadi,
itu menyebabkan tanaman-tanaman
di sana saling menginjak.

Hey, lihatlah kastil itu,
perkara obor yang menerangi dalam temaram.
Oh, lihatlah yang terjadi,
batu-batu tembok itu berlarian mencari hangat.

Wahai kebun yang rusak, kastil yang runtuh.
Tidaklah itu semua terjadi tanpa adanya rasa tamak dan dengki.

Hey, lihatlah Auduma.
Oh, wahai negeri indah yang hilang dalam semalam,
mengapa kau sembunyikan pusaka dan menelan serakah?

Kerajaan Auduma,
tahun 1126, 400 tahun yang lalu.

Lelaki itu terdiam dan mematung di tempatnya berdiri. Reonald sudah tidak lagi memiliki tenaga hanya untuk sekadar mengeluarkan air mata dari pelupuk matanya.

Ibunya sudah dimakamkan beberapa saat yang lalu, para pelayat bahkan sudah mulai meninggalkan tempat satu per satu. Irisha - adik kandungnya - berdiri di sebelahnya lalu menepuk pundak Reonald, sebagai isyarat lain dari kalimat pamit.

Langit semakin kelabu, tetapi hal itu tidak membuat Reonald bergerak dari tempatnya, melainkan terus memandang nisan ibunya dengan tatapan kosong.

Berjarak beberapa langkah dari tempat Reonald, dua adik kakak memandangnya dengan perasaan tidak suka.

"Sampai kapan ia akan berdiri di sana?" George berucap, ia adalah si kakak.

Sedangkan si adik hanya diam dan menutup sebagian wajahnya dengan kipas miliknya, tetapi sorot matanya tidak bisa menyembunyikan senyum tipis yang terbit dari bibirnya.

"Ayo, kak. Kita harus pulang, langit semakin gelap," ucap Evanessa.

George mengangguk, keduanya pun akhirnya pergi meninggalkan tempat pemakaman khusus keluarga kerajaan. Membiarkan Reonald untuk berdiri seorang diri dengan perasaan yang masih kalut dilanda kesedihan.

"Ibu ... aku akan berdiam diri di ruanganmu dalam waktu lama, semoga ibu memperkenankan," ucap Reonald lirih, lalu tak lama pun berbalik dan meninggalkan nisan ibunya.

Ini adalah hari di mana seluruh dataran Auduma dilanda rasa duka. Salah satu istri kesayangan Raja telah wafat disebabkan oleh sakit yang ia derita selama beberapa tahun ini. Meninggalkan dua anaknya untuk menjadi piatu, Reonald Kleypas dan Irisha Lindsey.

Semua rakyat mungkin tidak begitu bersedih jika mengingat bahwa putra dan putri Raja mereka tersebut telah kehilangan sosok ibunya, karena nyatanya Istana Auduma sendiri ditinggali oleh beberapa anggota keluarga kerajaan lainnya.

Ialah Raja Aland, Raja terakhir Auduma — saat itu orang-orang tentu tidak menyangka bahwa beliau akan menjadi penutup dari berdirinya kerajaan besar di dataran ini. 400 tahun yang lalu, pada saat-saat penting sebelum pecahnya Kerajaan Auduma menjadi lima bagian.

THE AUDUMA MASKEN : A Secret From Dellway ✔حيث تعيش القصص. اكتشف الآن