32. Penghakiman Dan Pembuktian (2)

167 58 85
                                    

Kamp Villia pagi ini terasa berbeda daripada sebelumnya. Beberapa prajurit sudah sibuk berbincang membicarakan kejadian kemarin. Tentu saja, apa yang terjadi semalam merupakan topik hangat yang terjadi selama di Cartland. Bahkan mungkin bisa menjadi bagian dari sejarah.

Andreas baru saja bangun dari tidurnya ketika ramainya percakapan terdengar dari luar tenda. Lelaki itu menoleh ke kanan dan ke kiri, melihat bagaimana Trav dan Jade bahkan masih tertidur pulas saling berpelukan.

Tunggu, Andreas tidur di mana? Lelaki itu tidur di salah satu tenda yang memang disiapkan untuk mereka. Tentu saja, selama belum waktunya, Andreas dan yang lainnya masih akan terus bersama. Akan menjadi hal yang amat aneh jika sekumpulan orang berpenampilan asing tiba-tiba menyebar kembali ke barak mereka masing-masing. Walau bisa saja Andreas kembali ke tendanya, tetapi pasti akan terasa aneh, bukan karena ia kembali tinggal bersama dengan Ophalia tapi tentang bagaimana pandangan orang lain.

Intinya, mereka tetap bersama demi terhindar dari kesalahpahaman sekitar, walau tetap saja siapa pun yang melihat mereka berenam pasti memandang heran dan bingung.

Andreas awalnya ragu bahwa kelima prajurit ini akan bisa melakukan penyamaran dengan baik, tetapi melihat penampilan mereka yang memang berbeda drastis daripada aslinya, bagi Andreas itu cukup. Tentang bagaimana mereka berperilaku, cara bicara, bahkan gerak tubuh, biarlah itu tetap seperti biasanya. Karena esensi awal dari penyamaran adalah penampilan.

Berbeda dengan Andreas yang memang sudah ahli bahkan menempuh pendidikan mengenai penyamaran ketika di akademi sebelumnya. Andreas benar-benar berperan sebagai Yosh, lelaki berambut kusut dengan tahi lalat besar yang berada di wajahnya, kumis tebal, punggung yang bungkuk dan gaya bicara yang tegas dengan aksennya yang unik. Siapa pun pasti tidak mengenal sosok Yosh sebagai Andreas.

"Hey, bangunlah. Bangun," seru Andreas pelan, lelaki itu merenggangkan badannya, kemudian menepuk Mogh pelan, Carlo di sebelahnya justru yang terbangun.

Dengan mata yang masih terpejam, Carlo bangun dari tidurnya dan menepuk Kylo.

Beberapa mulai terbangun, termasuk Trav dan Jade yang tertidur sembari berpelukan.

"Memangnya sudah pagi ya?" gumam Trav dengan suara khas bangun tidurnya.

Andreas beranjak berdiri, ia berjalan mendekat pada salah satu meja dengan beberapa tembikar berisi air minum di atasnya. Sedangkan kelima anak buahnya itu masih sibuk mengumpulkan nyawanya.

"Carlo, rambutmu lepas," ucap Mogh melihat rambut palsu Carlo tergeletak di tempat tidurnya.

Carlo langsung memegang kepalanya, ia kemudian menoleh dan mengambil rambut palsu itu. Hanya Carlo yang memakai rambut palsu di sini, karena hanya dia yang berpenampilan memiliki rambut panjang terurai sepundak, padahal aslinya rambut Carlo amat pendek bahkan tipis.

"Sudah ada sarapan?" gumam Jade.

"Bangunlah, di luar sudah ramai. Aku keluar duluan," ucap Andreas langsung pergi keluar tenda setelah lelaki itu mencuci mukanya.

Kelima anak buah Andreas langsung saling tatap, memandang punggung Andreas yang kemudian hilang terhalangi oleh tirai tenda.

"Bangunlah, Jade. Meskipun berperan sebagai pengelana, kau tidak boleh semalas itu. Kita tetap prajurit," tegur Kylo, beranjak dari tempat tidurnya.

Tak lama dari Andreas keluar, Kylo pun menyusul. Tetapi ia tidak menemukan kehadiran Andreas di sekitar, lelaki itu pun kembali masuk tenda dan memperhatikan bagaimana keempat rekannya masih terdiam dan enggan keluar dari tenda.

Beralih pada Andreas yang sudah berjalan menjauh dari tenda tempatnya beristirahat, lelaki itu ingin menemui Ophalia. Pasti gadis itu heran tidak mendapati Andreas semalam.

THE AUDUMA MASKEN : A Secret From Dellway ✔Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon