31. Penghakiman Dan Pembuktian

132 39 12
                                    

Beberapa serdadu mulai berkumpul di tengah lapangan, mereka menunggu sidang yang sebentar lagi akan dimulai. Ophalia berada dalam kerumunan tersebut, dengan Paul yang berada di sebelahnya.

"Ada apa ini?" tanya salah satu prajurit, bingung mengapa diperintahkan untuk berkumpul.

"Aku tidak tahu, kita diperintahkan untuk berkumpul."

Salah satu prajurit menambahkan, "Katanya akan ada sidang."

"Sidang?"

"Entahlah. Aku juga tidak mengerti."

Para prajurit itu tampak kebingungan, tetapi patuh pada perintah untuk segera berkumpul di lapangan.

Ophalia menoleh ke arah Paul, kerumunan mulai bertambah banyak mengelilingi di sekitar mereka.

Paul mengangguk mendengarnya, "Sebaiknya kita segera keluar dari kerumunan ini, Nona."

Ophalia menyetujui saran Paul. Keduanya langsung memisahkan diri dari kerumunan. Beberapa saat yang lalu, gadis itu baru saja bertemu dengan Aston dan membawa lelaki itu keluar dari tempatnya ditahan, atas perintah lanjutan Andreas, Ophalia menyerahkan Aston ke Evan. Kelak ketika sidang dimulai, lelaki itu akan menjadi terdakwa dalam sidang ini.

Suara lonceng terdengar dua kali, pertanda untuk segera berkumpul di tempat. Raja dan Putra Mahkota juga para petinggi lainnya meliputi Tuan Flitz mulai menghadiri sidang dan menduduki tempat mereka masing-masing di balik meja Hakim dengan Raja yang menduduki kursi paling tengah.

Ophalia dan Paul mengambil tempat duduk di salah satu sisi dari sidang ini. Di mana Andreas? Apa lelaki itu tidak akan mengambil peran apa pun dalam sidang pengadilan ini?

Nanti. Andreas akan menyiapkan skenario hebat yang akan membuat khalayak terkejut.

Evan berjalan ke tengah membuka sidang ini sebagai moderator, beberapa sorot mata memandang lelaki itu.

Keributan hingar-bingar perbincangan para prajurit langsung mereda ketika beberapa komandan mulai menduduki tempat duduk mereka di depan barisan para prajurit yang berperan sebagai penonton dari sidang.

Evan berdeham pelan, "Sidang ini akan dibuka untuk menyelesaikan masalah yang kita hadapi akhir-akhir ini. Kepada terdakwa, silakan menempati tempat duduk."

Suara lonceng kembali berbunyi sebanyak satu kali, bersamaan dengan Aston yang digiring untuk menduduki salah satu bangku yang berseberangan dari tempat Ophalia.

Ekspresi Aston tampak pucat, ia melirik ke sekitar. Memperhatikan bagaimana banyak pasang mata kini menatap tepat ke arahnya dengan berbagai macam arti. Lelaki itu menunduk.

Raja — sebagai seseorang dengan posisi paling tinggi di tempat ini alias menduduki posisi sebagai hakim yang bisa menjatuhi keputusan — memperhatikan seluruhnya, ia kemudian berdeham pelan.

Seluruh atensi mengarah pada Yang Mulia Raja, termasuk Aston yang akhirnya mendongak dan menatap pemimpin negerinya itu dengan perasaan takut yang amat besar.

Aaron yang duduk di sebelah Raja menoleh pada tempat Aston kini berada, "Kepada Saudara Aston, silakan maju ke tempat duduk yang berada di tengah."

Kursi terdakwa. Aston akan didakwa, lelaki itu akan diberi pertanyaan-pertanyaan tanpa henti. Seperti penginterogasian di depan umum.

Dengan pasrah, Aston beranjak dan berpindah tempat duduk. Lelaki itu tetap menunduk, sesekali melirik ke arah Ophalia yang tengah bercakap sedikit dengan Paul.

Ophalia adalah alasan paling besar yang membuat Aston bisa berada di tengah persidangan ini. Tentu saja, ia baru menyadari kesalahan terbesarnya. Ia baru saja melukai seorang tamu terhormat Cartland. Dan tak mungkin jika hal tersebut tidak diusut menjadi suatu masalah.

THE AUDUMA MASKEN : A Secret From Dellway ✔Where stories live. Discover now